Ketika Tuhan memanggilmu ke Pangkuan Nya datang dan dekaplah dalam hati nuranimu

Kamis, 20 Januari 2011

Biografi Djoko Santoso


Djoko Santoso
Jenderal yang Perfeksionis

Dia jenderal yang kalem, low profile, bersahaja tapi tegas dan cenderung perfeksionis. Perwira intelijen yang kebapakan ini juga luwes dalam pergaulan sehari-hari. Dia diangkat menjadi KASAD menggantikan Jenderal Ryamizard Ryacudu, ini, bahkan mungkin akan menjabat Panglima TNI berikutnya.

Dia dikenal dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bagi kalangan hak asasi manusia, Djoko Santoso juga praktis tidak tercela. Dia tidak terkait dengan masalah-masalah pelanggaran HAM besar seperti tragedi Mei, Semanggi dan Timtim. Juga tidak ada kaitan dengan masalah bisnis, perusahaan dan yayasan.

Pria kelahiran Solo, 8 September 1952, ini memang dibesarkan di intelijen negara yang memang secara karakter tidak boleh high profile. Apalagi di bidang tugas intelijen, dia juga kebanyakan di direktorat dan intelijen strategis pertahanan luar negeri. Sehingga eksposenya sangat minim.

Sebelum menjabat Kasdam IV/Diponegoro (2000), suami dari Angky Retno Yudianti, ini menjabat Waassospol Kaster TNI (1998). Kemudian lulusan Akabri (1975) ini menjabat Pangdivif 2 Kostrad (2001). Nama alumni Seskoad (1990) ini mulai menonjol setelah menjabat Pangdam XVI/Pattimura & Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) 2002-2003 dan Panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mei 2003-Oktober 2003.

Karakter penugasan sarjana (S1) FISIP (1994) dan S2 Manajemen (2000) ini kembali menuntut sikap low profile saat dipercaya menjabat Wakil Kepala Staf TNI AD 2003-2005. Tugas Wakasad yang secara organisasi memang harus di belakang layar dan menyediakan semua kebutuhan-kebutuhan operasional dari KASAD.

Jadi Wakasad
Ayah dua orang anak (Andika Pandu dan Ardya Pratiwi Setyawati) ini dilantik menjadi Wakil Kepala Staf TNI AD (Wakasad) menggantikan Letjen TNI Darsono, MSc yang memasuki masa pensiun pada 31 Oktober 2003. Jabatan Pangdam Jaya yang ditinggalkannya diisi oleh Mayjen TNI Agustadi SP, yang sebelumnya menjabat Pangdam XVI/Pattimura.

Promosi ini tertuang dalam Surat Keputusan (Skep) Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto tanggal 24 Oktober 2003. Dalam Skep Panglima TNI itu sekaligus terjadi perubahan jabatan atas 120 Perwira Tinggi (Pati) dan Perwira Menengah (Pamen) di lingkungan Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas), Departemen Pertahanan, Fraksi TNI/Polri DPR RI, Dewan Pertahanan Nasional (Wantanas), Mabes TNI, Mabes TNI AD, Mabes TNI AL dan Mabes TNI AU.

Di antaranya Jenderal TNI Tyasno Sudarto pensiun dari pos terakhirnya sebagai Pati di Mabes TNI, Komandan Sekolah Komando TNI Letjen TNI Djadja Suparman, SIP dimutasi jadi Inspektur Jenderal TNI (Irjen TNI). Mayjen TNI Mahidin Simbolon menjadi Inspektur Jenderal TNI AD (Irjenad).

Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Sunarso menjadi Pangdam IV/Diponegoro. Brigjen TNI Syahrial BPP (Kasdam II/Sriwijaya) dipromosikan menjadi Pangdam II/Sriwijaya. Pos yang ditinggalkan Syahrial diisi oleh Brigjen TNI Bambang Suranto, Kepala Staf Divisi I Kostrad.

Panglima Kodam
Dalam suatu upacara militer di Makodam Jaya, Jakarta, Rabu (5/3/03) pagi, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Ryamizard Ryacudu melantik Mayjen Djoko Santoso sebagai Panglima Kodam (Pangdam) Jaya menggantikan Mayjen A Yahya.

Pelantikan Pangdam Jaya itu dihadiri para mantan Pangdam Jaya, seperti Try Sutrisno, Surjadi Soedirdja, Wiranto, Sutiyoso, dan Letjen Djadja Suparman. Juga dihadiri mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto di samping para perwira teras TNI AD lainnya.

Sebelumnya dia menjabat Pangdam XVI/Pattimura, sekaligus Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) Maluku menggantikan pejabat lama Brigjen Moestopo. Pangangkatannya jadi Pangdam XVI/Pattimura tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI No 388/V/2002 tertanggal 27 Mei 2002.

Komando Pengendalian Koopslihkam di Maluku itu langsung di bawah Penguasa Darurat Sipil (PDS) Maluku ketika itu. Dia bertanggung jawab kepada PDS Maluku. Tugas utama Kodam Pattimura ketika itu adalah untuk membantu menyelesaikan konflik. Pembentukan Koopslihkam yang dipimpin Pangdam XVI/Pattimura itu membawahi Satgas Keamanan dan Satgas Penegakan Hukum yang terdiri dari TNI dan Polri.

Sebagai Pangdam XVI/Pattimura dan Pangkoopslihkam, dia dinilai menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, sehingga dia mendapat promosi menjadi Pangdam Jaya. Dia digantikan Mayjen TNI Agustadi SP, yang kemudian menggantikannya pula menjabat Pangdam Jaya.

Djoko Santoso adalah lulusan Akabri 1975, teman seangkatan Pangdam VII/ Wirabuana Mayjen Amirul Isnaeni (akan dimutasi menjadi Pangdam IV/Diponegoro) dan Brigjen Hartono Suratman (Wakapuspen TNI). Saat ini, Mayjen Djoko Santoso masih menjabat Pangdam XVI/Pattimura, dan penggantinya adalah Mayjen Agustadi.

Sedangkan Mayjen A Yahya akan ditarik ke Mabes TNI AD sebagai Irjen TNI AD. Jabatan strategis lainnya yang pernah dijabat Jenderal lulusan Akabri 1972 itu adalah Kasdam Jaya, Kordinator Staf Ahli KSAD saat KSAD dijabat Tyasno Sudarto dan kemudian menjadi Pangdam VII/Wirabuana. Mayjen A Yahya dinilai berbagai kalangan berhasil dalam menangani kerusuhan Poso. ►tsl

*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

C © updated 10062002 -
17022005




► e-ti/
Nama:
Jenderal TNI AD Djoko Santoso
Lahir:
Solo, 8 September 1952
Jabatan:
Kepala Staf Angkatan Darat
Istri:
Angky Retno Yudianti
Anak:
- Andika Pandu
- Ardya Pratiwi Setyawati
Ayah:
Djoko Soedjono (alm)
Ibu:
Sulani (alm)

Pendidikan:
= Akabri (1975)
= Seskoad (1990)
= S1 FISIP (1994)
= S2 Manajemen (2000)

Riwayat Jabatan:
= Waassospol Kaster TNI (1998)
= Kasdam IV/Diponegoro (2000)
= Pangdivif 2 Kostrad (2001)
= Pangdam XVI/Pattimura & Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) 2002-2003
= Panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mei 2003-Oktober 2003
= Wakil Kepala Staf TNI AD 2003-2005
= Kepala Staf TNI AD 2005

0 comments:

Followers