Ketika Tuhan memanggilmu ke Pangkuan Nya datang dan dekaplah dalam hati nuranimu

Kamis, 20 Januari 2011

Biografi Fauzi Bowo


Fauzi Bowo
Pemimpin Bijak dan Bersahaja

Dia pemimpin yang bijak dan bersahaja. Saat masih menjabat Sekretaris Wilayah Daerah Propinsi DKI, putra daerah Betawi ini dijagokan beberapa partai dan Badan Musyawarah (Bamus) Betawi sebagai salah satu calon gubernur DKI. Namun, dia memilih tetap berpasangan dengan Sutiyoso, dan terpilih sebagai Wakil Gubernur. Diperkirakan, Fauzi Bowo akan menggantikan Sutiyoso melalui Pilkada langsung 2007.

Pada awalnya, mantan dosen Universitas Indonesia (1977-1984), ini sempat didaulat pendukungnya menjadi calon gubernur 2002. Namun, kebersahajaan dan kebijaksanaannya dalam mengikuti proses yang bergulir, akhirnya dia memilih berpasangan dengan Sutiyoso, dicalonkan Fraksi PDI-P dan Golkar. Fraksi PAN dan beberapa partai kecil yang ingin mengajukannya sebagai calon gubernur, tampaknya sempat kecewa.

Doktor Ingenieur dari Fachbereich Architektur/Raum Und Umweltplanung-Baungenieurwesen Universitat Kaiserlautern Republik Federasi Jerman, 2000, ini seorang pekerja keras dan berdisiplin. Banyak bekerja sedikit bicara. Dalam posisi sebagai Sekwilda bahkan sebagai Wakil Gubernur, Fauzi tidak banyak bicara. Dia sangat bersahaja dalam menempatkan diri sesuai dengan posisinya. Pria kelahiran Jakarta, 10 April 1948 ini, lebih memilih berkarya daripada baanyak bicara.

Lahir dan dibesarkan di ibukota Jakarta dari keluarga Betawi yang mapan dan berpendidikan. Sempat masuk Fakultas Teknik Universitas Indonesia 1966/1967, sebelum kemudian melanjutkannya di Technische Universitat Brunschweig, Jerman. Dari universitas ini dia meraih gelar Sarjana Arsitektur, bidang Perencanaan Kota dan Wilayah.

Beberapa tahun kemudian, dia melanjutkan pendidikan arsitekturnya pada Universitat Kaiserlautern, Jerman, dan memperoleh gelar Doktor Ingenieur (Ing) dengan predikat Cum Laude, dengan tesis tentang pola tata ruang kota Jakarta.

Suami dari Hj. Sri Hartati dan ayah dari tiga orang anak, kemudian mendalami pendidikan pemerintahan dan kepemimpinan dengan mengikuti Sespanas (1989) dan Lemhanas (2000).

Putra bangsa asli Betawi ini memiliki hobi membaca dan fotografi. Sejak mahasiswa dia juga sudah aktif dalam berbagai organisasi. Ketika di UI dia salah seorang aktivis KAMI Fakultas Teknik UI (1966/1967). Saat kuliah di Jerman, dia juga aktif dalam organisasi Persatuan Pelajar Indonesia di Jerman Barat.

Selain organisasi kemahasiswaan, dia juga aktif sebagai anggota Dewan Pertimbangan Pemuda KNPI Pusat 1982-1984. Juga aktif di Kosgoro dan Golkar. Bahkan dia sempat menjabat bendahara DPD Golkar DKI selama 10 tahun (1983-1993).

Karirnya di Pemda DKI cukup panjang. Tahun 1979-1982 sudah menjabat Pelaksana tugas Kepala Biro Kepala Daerah DKI. Kemudian menjadi Pejabat sementara (Pjs) Kabiro Kepala Daerah DKI (1982-1986), Pejabat Kabiro Kepala Daerah DKI (1986-1988). Setelah itu dipercaya menjabat Kepala Dinas Pariwisata DKI (1993-98) sebelum diangkat sebagai Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) DKI Jakarta (1998-2002). Terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta (2002-2007) berpasangan dengan Suyiyoso.

Arsitektur
Wagub DKI Fauzi Bowo mengatakan di Balaikota, Jumat (24/12/2004), kawasan Kota Tua yang meliputi sebagian wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara harus ditata menjadi daerah tujuan bukan lagi daerah perlintasan.

Hal itu dikemukakan sejalan dengan pencanangan revitalisasi Kota Tua oleh Perkumpulan Jakarta Oldtown Kotaku, pimpinan Miranda S Goeltom pada 12 Desember 2004. Kegiatan tersebut melibatkan sejumlah arsitek, pemilik bangunan dan pecinta Kota Tua.

“Kita akan review tata ruang pada tahun 2005. Kawasan itu akan dijadikan destinasi atau daerah tujuan. Angkutan dan truk barang nanti diatur (tidak masuk ke kawasan itu),” ujar Fauzi.

Dalam rangka penataan itu, Stasiun Kota akan dijadikan stasiun regional yang hanya melayani daerah Jakarta dan sekitarnya dan tidak lagi menjadi stasiun antar-kota.

Sementara untuk membuka kawasan tersebut lebih menarik yang dikembangkan tidak hanya potensi historis, tetapi juga potensi komersial. Menurutnya, daerah sekitar Kota Tua harus ikut ditata. Kawasan itu punya potensi untuk dikembangkan hingga menjadi potensi baru yang punya nilai komersial tinggi. ►e-ti/tsl

*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

C © updated 09072005




► e-ti/jakarta.go.id
Nama:
Dr. Ing H Fauzi Bowo
Lahir:
Jakarta, 10 April 1948
Agama:
Islam
Isteri:
Hj. Sri Hartati
Anak:
Tiga orang

Jabatan:
Wakil Gubernur DKI Jakarta

Pendidikan:
- Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996/1997
- Sarjana Teknik Arsitektur Perencanaan Kota dan Wilayah dari Technische Universitat Braunschweig Republik Federasi Jerman1968/1976
- Doktor Ingenieur dari Fachbereich Architektur/Raum Und Umweltplanung-Baungenieurwesen Universitat Kaiserlautern Republik Federasi Jerman, 2000
- Sepadya 1987
- Sespanas 1989
- Lemhannas KSA VIII/2000

Karir:
- Asisten Ahli Tech. Univ. Braunschweig sampai 1976
- Dosen UI, 1977 -1984
- Pelaksana tugas Kepala Biro Kepala Daerah DKI (1979-1982)
- Pejabat sementara (Pjs) Kabiro Kepala Daerah DKI (1982-1986)
- Pejabat Kabiro Kepala Daerah DKI (1986-1988)
- Kepala Dinas Pariwisata DKI (1993-1998)
- Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) DKI Jakarta (1998-2002)
- Wakil Gubernur DKI Jakarta (2002-2007)

Kegiatan Lain:
- Aktivis KAMI Fakultas Teknik Universitas Indonesia 1996/1997
- Aktivis Persatuan Pelajar Indonesia di Jerman Barat 1966/1967
- Anggota Dewan Pertimbangan Pemuda KNPI Pusat 1982-1984

Alamat Kantor:
Jl. Merdeka Selatan (Balai Agung)

Alamat Rumah:
Jl. Teuku Umar 24 Menteng
Jakarta- Pusat

E-mail:
- wagub@dki.go.id
- fauzi_bowo@tokoh.net

Sumber:
Wawancara dan jakarta.go.id

0 comments:

Followers