Ketika Tuhan memanggilmu ke Pangkuan Nya datang dan dekaplah dalam hati nuranimu

Minggu, 13 Maret 2011

Habis Edan Terbitlah Waras

encana, reformasi atau revolusi tersebut pada dasarnya adalah alat YMK untuk mengurangi kezaliman dengan mengazab manusia yang zalim untuk kemudian menjadikan zaman kembali pada situasi tenang. Hal ini sesuai dengan hukum alam seperti yang dijanjikan oleh Allah bahwa Allah tidak menyukai kebinasaan (QS 2:205), bahwa buih akan hilang sedangkan yang bermanfaat akan terus hadir di bumi (QS 13:17), serta yang hak akan melontar yang bathil dan yang bathil akan lenyap (QS 21:18), dll

Jika zaman edan telah sirna maka masuklah manusia yang hidup di dalamnya setahap demi setahap ke dalam zaman kesejahteraan (zaman kerta). Syarat masuk ke dalam zaman kesejahteraan itu tentunya ada dan hal ini pernah diungkapkan oleh salah satu raja terkenal di Jawa Barat yaitu Prabu Wastu Kancana (lahir 1348 M, memerintah Kerajaan Sunda-Galuh di Kawali, Ciamis, tahun 1371-1475).

Melalui prasastinya yang diketemukan di Kawali Ciamis, Prabu Wastu Kancana (kakek Prabu Siliwangi) menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negeri akan tercapai kalau semua pejabat dan masyarakat menjalankan fungsinya masing-masing dengan baik. Salah satu bagian dari prasasti – yang dinamakan Sanghiyang Siksakandang Karesian – tersebut berisi pernyataan sebagai berikut :

“Teguhkeun, pageuhkeun sahinga ning tuhu, pepet byakta warta manah, mana kreta na bwana, mana hayu ikang jagat kena twah ning janma kapahayu. Kite keh, sang pandita pageuh di kapanditaanna, ktreta; sang wiku pageuh di kawikuanna, kreta; sang manguyu pageuh di kamanguyuanna, kreta; sang paliken pageuh di kapalikenna, kreta; sang ameng pageuh di kaamenganna, kreta; sang wasi pageuh di kawasianna, kreta; sang ebon pageuh di kaebonna, kreta; maka nguni sang walka pageuh di kawalkaanna, kreta; sang wong tani pageuh di katanianna, kreta; sang euwah pageuh di kaeuwahanna, kreta; sang gusti pageuh di kagustianna, kreta; sang mantri pageuh di kamantrianna, kreta; sang masang pageuh di kamasanganna, kreta; sang bujangga pageuh di kabujanggaanna, kreta; sang tarahan pageuh di katarahanna, kreta; sang disi pageuh di kadisianna, kreta; sang rama pageuh di karamaanna, kreta; sang prebu pageuh di kaprebuaanna, kreta. Nguni sang pandita kalawan sang dawara tu pageuh ngretakeun ing bwana, nya mana kreta lor kidul kulon weta sakasangga dening pretiwi sakakurung dening akasa pahi manghurip ikang sarwo janma kabeh”.

Artinya :

“Teguhkan, kukuhkan batas-batas kebenaran, penuhkan kenyataan niat baik dalam jiwa, maka akan sejahteralah dunia, maka akan sentosalah jagat ini sebab perbuatan manusia yang penuh kebajikan. Demikian hendaknya, bila pendita teguh dalam tugasnya sebagai pendeta, akan sejahtera; bila wiku teguh dalam tugasnya sebagai wiku, akan sejahtera; bila manguyu teguh dalam tugasnya sebagai Akhli gamelan, akan sejahtera; bila paliken teguh dalam tugasnya sebagai Akhli seni rupa, akan sejahtera; bila ameng teguh dalam tugasnya sebagai pelayan biara, akan sejahtera; bila wasi teguh dalam tugasnya sebagai santi, akan sejahtera; bila ebon teguh dalam tugasnya sebagai biarawati, akan sejahtera; bila walka teguh dalam tugasnya sebagai pertapa yang berpakaian kulit kayu, akan sejahtera; bila petani teguh dalam tugasnya sebagai petani, akan sejahtera; bila euwah teguh dalam tugasnya sebagai penunggu ladang, akan sejahtera; bila gusti teguh dalam tugasnya sebagai pemilik tanah, akan sejahtera; bila menteri teguh dalam tugasnya sebagai menteri, akan sejahtera; bila masang teguh dalam tugasnya sebagai pemasang jerat, akan sejahtera; bila bujangga teguh dalam tugasnya sebagai Akhli pustaka, akan sejahtera; bila tarahan teguh dalam tugasnya sebagai penambang penyeberangan, akan sejahtera; bila disi teguh dalam tugasnya sebagai Akhli obat dan peramal, akan sejahtera; bila rama teguh dalam tugasnya sebagai pengasuh rakyat, akan sejahtera; bila raja teguh dalam tugasnya sebagai penguasa, akan sejahtera; Demikian seharusnya, pendeta dan raja harus teguh membina kesejahteraan di dunia, maka akan sejahteralah di utara selatan barat dan timur , di seluruh hamparan bumi dan seluruh naungan langit, sempurnalah kehidupan seluruh umat manusia”.

Itulah warisan Prabu Wastu Kancana yang telah dicatat dalam sejarah yang diharapkan dapat dipegang sebagai pedoman bagi generasi penerus.

0 comments:

Followers