Ada seorang lelaki yang akan menunaikan ibadah haji. Temannya datang dan berpesan,
“Tolong sampaikan salamku kepada Al Musthafa Shallahu ‘Alaihi Wa ‘Alaa Alihi Wa Sallam. Katakan kepada beliau bahwa Fulan bin Fulan minta syafaat di hari kiamat.” Lelaki itu menyanggupi permintaan temannya.
Setelah tiba saatnya, lelaki itu berangkat haji dan ziarah ke makam Nabi. Selesai ziarah ia dan rombongannya kembali ke Mekah. Setelah menempuh satu hari perjalanan, ia teringat pesan temannya.
“Aku akan kembali ke Madinah. Ada pekerjaan yang belum kuselesaikan,” kata si lelaki.
“Bagaimana kau ini?! Ini adalah kafilah yang besar. Jika kau kembali ke Madinah, kau tidak akan mendapat rombongan seperti ini lagi.” Kata mereka. “Aku tahu itu. Tolong jaga barang-barangku,” pinta si lelaki.
Mereka akhirnya mengiyakan.
Lelaki itu kemudian kembali ke Madinah seorang diri. Sesampainya di Makam Nabi Shallahu ‘Alaihi Wa ‘Alaa Alihi Wa Sallam, ia segera menyampaikan pesan sahabatnya.
Setelah menunaikan amanahnya, ia mulai memikirkan cara untuk menyusul rombongan nya.
“Adakah kafilah yang akan berangkat menuju Mekah?” si lelaki mencari tahu.
“Mungkin dua hari lagi akan ada kafilah yang berangkat ke Mekah,” jawab penduduk Madinah.
Ia kemudian bermalam di Madinah. Dalam tidurnya ia mimpi bertemu Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa ‘Alaa Alihi Wa Sallam, “Hai lelaki, siapa namamu?” Tanya Rasulullah
“Namaku Abul Khair..”
“Tidak, nama mu adalah Abul Wafa’ (orang yang menepati janji). Telah kau tinggalkan Madinah, tapi kau kembali lagi untuk menyampaikan pesan temanmu. Tugas telah kau tunaikan, sekarang, apakah kau hendak pergi ke Mekah?”
“Benar, Ya Rasulullah. Kafilahku telah berangkat. Dan dua hari lagi baru ada kafilah lain yang berangkat ke Mekah.”
Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa ‘Alaa Alihi Wa Sallam lalu mendorong tubuh si lelaki. Ia terbangun dari tidurnya dan terkejut melihat Ka’bah di depan matanya. Delapan hari kemudian kafilahnya baru datang dari Madinah.
Setiap kebaikan pasti di balas kebaikan. Abul Khair memperoleh karunia ini karena menunaikan amanah temannya. Allah memperlihatkan perbuatan baik Abul Wafa’ kepada Nabi Nya Shallahu ‘Alaihi Wa ‘Alaa Alihi Wa Sallam. Beliau selalu mengawasi amal umatnya. Allah mewahyukan, yang maksudnya:
“Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Mukmin akan menyaksikan perbuatan kalian.” (At Taubah 9:105)
Sumber Kisah dan Hikmah Dalam Kalam Habib Muhammad Bin Hadi Assegaf hal 132-134
Rabu, 09 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar