Rabu, 23 Maret 2011
Para Pemimpin Afrika Kecam Keras Perang Barat di Libya
Para pemimpin Afrika termasuk Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengutuk keras serangan udara PBB terhadap Libya, sedangkan presiden Zimbabwe Robert Mugabe mencela aksi Barat itu dengan menyebutnya sebagai "vampir" dalam pencarian minyak.
Dua dari mereka yang menentang aksi di Libya, Presiden Afsel Jacob Zuma dan Yoweri Museveni, Presiden Uganda, adalah anggota dari lima tim mediasi Uni Afrika yang akan mengunjungi Libya pada hari Minggu mendatang tetapi ditolak izin masuk ke Libya setelah resolusi PBB disahkan.
Dalam sebuah surat yang diterbitkan dalam surat kabar Uganda pada hari Senin lalu, Museveni, yang dipersenjatai oleh Kolonel Gaddafi dalam perang yang membawanya ke kekuasaan pada tahun 1986, menuduh para pemimpin Barat bertindak dengan "standar ganda".
"Di Libya, mereka sangat bersemangat untuk menerapkan zona larangan terbang," katanya. "Di Bahrain dan daerah lain di mana ada rezim pro-Barat, mereka menutup mata dengan kondisi yang sama atau kondisi lebih buruk lagi."
Mendapat banyak kritikan karena keterlambatannya dalam mengutuk sikap suka berperang Kolonel Gaddafi terhadap para pemberontak, Afrika Selatan memilih mendukung resolusi PBB. Tetapi pada hari Senin lalu, Zuma menyerukan gencatan senjata.
"Operasi ditujukan untuk menegakkan zona larangan terbang dan melindungi warga sipil harus dibatasi hanya itu," katanya menegaskan. "Mereka tidak seharusnya melukai atau membahayakan warga sipil sesuai dengan Resolusi 1973 yang berusaha melindungi warga sipil."
Uni Afrika juga menyerukan untuk mengakhiri intervensi militer, sementara Presiden Namibia Hifikepunye Pohamba mengatakan Libya adalah korban dari "invasi Barat".
Mugabe, yang telah menawarkan suaka bagi Kolonel Gaddafi di Zimbabwe, mengatakan bahwa para pemimpin Afrika seharusnya tidak pernah mendukung resolusi PBB.
"Kita seharusnya tidak pernah memberi Barat dukungan, mengingat sikap vampir berdarah mereka di masa lalu," kata Mugabe.
"Intervensi militer ke Libya hanyalah persoalan minyak, minyak, dan minyak inilah yang merupakan kehancuran bagi orang-orang Libya." (fq/telegraph)
sumber : http://www.eramuslim.com/berita/dunia/para-pemimpin-afrika-kecam-keras-perang-barat-di-libya.htm
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar