Liputan6.com, Paris: Pernyataan Menteri Imigrasi Prancis mengenai burqa menjadi buah bibir di berbagai media Prancis. Eric Besson menyampaikan bahwa pemakaian burqa atau pakaian muslim yang menutupi kepala hingga ujung kaki tidak sesuai dengan jati diri bangsa Prancis. Terlebih jika burqa dikenakan di tempat umum seperti di ruas-ruas jalan.
Komentar itu diucapkannya dalam sebuah tayangan televisi. Dia menilai burqa sangat mengekang kebebasan perempuan muslim di Prancis dan menghambat penerapan hukum kesetaraan yang tengah dijalani pemerintah. Warga pun segera bereaksi tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Pasalnya, mereka menganggap burqa sebagai salah satu dari keberagaman agama yang sebaiknya dihormati.
Menurut pimpinan gerakan menentang rasisme, Bernadette Htier, pernyataan itu bersifat politis. Tujuannya adalah untuk menarik suara bagi Partai Barisan Nasional yang menaungi Besson menjelang pemilu Maret 2010 nanti.
Dalam beberapa bulan terakhir, polemik penggunaan burqa terus memanas di Prancis. Pemerintah negara itu pun tengah menggelar debat nasional guna memutuskan apakah akan melarang pemakaian burqa. Namun ternyata, debat itu memicu lahirnya stigma negatif terhadap komunitas muslim di Prancis, yang sebagian besar adalah imigran.
0 comments:
Posting Komentar