Presiden persatuan ulama muslim internasional Syaikh Yusuf al-Qardhawi menyatakan keterkejutannya atas dukungan Rusia terhadap rezim Suriah, hal itu dinyatakannya dalam sebuah wawancara dengan media Rusia "Kommersant".
"Revolusi yang terjadi hari ini di dunia Arab - ini benar-benar revolusi rakyat. Untuk dunia luar hal ini benar-benar mengejutkan. Bahkan Amerika harus terkejut, belum lagi banyak rezim yang mulai ketar ketir. Di mulai di Tunisia, kemudian Mesir, Libya dan sekarang Suriah. Tindakan keras rezim Suriah tidak dapat menghentikan revolusi rakyay. Orang-orang siap untuk berkorban. Ribuan terluka dan mati, dan saya terkejut bahwa Rusia saat ini masih mempertahankan rezim Suriah yang setiap hari membunuh rakyatnya sendiri," kata Syaikh Qardhawi.
Syaikh Qardhawi juga menjelaskan bahwa beberapa dari rezim yang telah digulingkan dahulunya menggulingkan rezim monarki dalam upaya membentuk pemerintahan republik.
Namun sebenarnya, menurut Syaikh Qardhawi mereka justru berbalik diri dari Republik dan kembali ke monarki, dengan mengandalkan kekuatan klan individu. Artinya, dulunya mereka berjuang melawan monarki - dan setelah itu mereka justru membentuk monarki baru dengan tetap berkuasa selama puluhan tahun tak tertandingi. Syaikh Qardhawi mengambil contoh rezim Bashar Al-Assad yang mendapatkan kekuasaan dari ayahnya Hafez al-Assad.
Dalam penjelasannya Syaikh Qardhawi menyatakan bahwa monarki datang secara alami, tidak artifisial diciptakan. Di sana ada raja. Dan kita berbicara tentang rezim republik, di mana tidak ada raja. Sesungguhnya sistem Islam lebih mendukung Republik, karena seorang pemimpin harus memerintah negara dalam suatu periode, tidak untuk seumur hidup atau diwariskan ke keluarganya.
Terkait kekuatan oposisi Suriah yang lemah, Syaikh Qardhawi dengan tegas membantahnya dengan mengatakan: "Oposisi di Suriah tidak lemah! Ini mewakili semua rakyat Suriah. Baca apa yang orang tulis di Internet. Lihatlah saluran TV Al-Jazeera. Dalam era internet ini orang tidak bisa menyembunyikan apa pun! Bashar al-Assad sudah banyak kehilangan dukungan, mayoritas warga Suriah menolak Assad."(fq/kommersant)
0 comments:
Posting Komentar