Ketika Tuhan memanggilmu ke Pangkuan Nya datang dan dekaplah dalam hati nuranimu

Selasa, 25 Desember 2012

81 GREGORY PINCUS 1903-1967

Pernah lihat nyonya menelan butiran pil sebesar biji saga? Itulah pil kontrasepsi, dan biolog Amerika Gregory Pincus pegang rol penting dalam soal ini. Berani tarohan, sedikit sekali orang yang kenal namanya, karena memang dia kurang dikenal. Padahal, pengaruhnya jauh lebih besar dari tokoh-tokoh yang terkenal di dunia.
Pil itu punya dua segi arti penting. Di dunia yang kelabakan melihat bahaya pesatnya pertumbuhan penduduk, pil itu berfungsi sebagai alat pencegah. Walaupun kurang langsung, tetapi tak kurang revolusionernya, pil itu punya akibat dalam hal perubahan hasrat seksual. Sudahlah diketahui secara meluas bahwa lebih dari lima belas tahun atau sekitar masa itu, telah terjadi "revolusi" dalam sikap hubungan kelamin di Amerika Serikat. Tak syak lagi, banyak faktor politik, ekonomi dan sosial telah mempengaruhi revolusi itu, tetapi faktor utama yang terbesar jelaslah disebabkan karena pil itu. Tadinya, ketakutan terhadap bunting yang tidak diharapkan, merupakan faktor yang mempengaruhi banyak wanita dalam hal melakukan hubungan kelamin sebelum nikah, atau bahkan sesudah nikah. Tiba-tiba, wanita disuguhi suatu kesempatan melakukan hubungan seksual tanpa takut jadi bunting. Dengan sendirinya, keadaan ini membawa perubahan sikap dan tingkah laku kedua belah pihak.
Mungkin ada keberatan terhadap pengembangan "Enovid" (pil pertama pencegah bunting) bahwa itu tidaklah sepenting yang dikira orang, karena pencegahan kehamilan sudah dikenal orang sebelumnya. Argumen itu mengesampingkan beda antara metode kontrasepsi dengan teknik yang efektif dan yang secara psikologis bisa diterima. Sebelum ada perkembangan pil, kontrasepsi yang paling dianjurkan oleh para ahli adalah "diaphragm." Memang, diaphragm aman dan dapat dipercaya, tetapi prakteknya mayoritas kaum wanita malas-malasan menggunakannya. Amat mengherankan, tatkala pil untuk pertama kalinya dicoba, beribu wanita siap ambil resiko menempuh cara yang belum pernah dicoba (dan mungkin mengandung bahaya) untuk cegah bunting ketimbang "diaphragm" yang jelas jelas amannya.
Dan bisa pula orang anggap pengembangan "Enovid" bukanlah suatu kemenangan yang betul-betul mengesankan karena telan pil menyangkut risiko terhadap kesehatan dan mungkin dalam waktu tak lama lagi di masa depan metode pil itu akan diganti dengan cara yang lebih baru dan lewat alat atau obat yang lebih sip. Tetapi, secara alamiah metode kontrasepsi masa depan hanya akan memberi sedikit saja perbaikan karena pil sudah diterima secara meluas dan sudah memuaskan pihak-pihak yang bersangkutan. (Dapat dicatat, dalam masa lebih lima belas tahun ini --masa berjuta-juta orang Amerika Serikat biasa menelan pil secara teratur-- gairah hidup mereka meningkat secara menyolok. Fakta ini saja sudah menunjukkan bahwa pil bukanlah sumber pokok dari gangguan kesehatan). Sejarah akan dan harus mencatat perkembangan "Enovid" di tahun 1950-an merupakan pendobrak metode pembatasan kelahiran yang ruwet itu.
Banyak orang sudah memberikan sumbangan pikirannya buat perkembangan pil kontrasepsi yang ditelan lewat mulut. Memang, masalah ini sudah jadi bahan perbincangan lama sekali; kesulitannya adalah tak seorang pun tahu persis unsur kimiawi apa yang mesti dimasukkan ke dalam pil. Menariknya, kunci penemuan sudah diketemukan sejak tahun 1937. Di tahun itu. A.W. Makepeace, G.L. Weinstein, dan M.H. Friedman sudah memperagakan bahwa suntikan "progesterone" (salah satu dari hormon seks wanita) dapat mencegah pembuahan pada binatang di laboratorium. Tetapi-mungkin karena penyuntikan di bawah kulit tidak menarik keadaannya untuk cara-cara pencegahan kehamilan, atau mungkin karena "progesterone" saat itu merupakan bahan kimia yang mahal harganya-penemuan itu tidak banyak menarik perhatian umum. Tidak mendorong.
Perkembangan utama pil baru mulai sekitar tahun 1950 tatkala seorang biolog Amerika Serikat, Gregory Pincus, mulai menggarap masalah ini. Jelas, adalah Margaret Sanger, seorang penganjur pembatasan kelahiran kawakan yang memberi dorongan moril kepada Pincus. Dia akan sukar memilih orang lain yang lebih baik dari Gregory Pincus, karena Pincus ahli dalam bidang "steroid metabolisme" dan di bidang fisiologi pembiakan makhluk pemamah biak dan juga direktur laboratorium Worcester Foundation for Experimental Biology di Shrewsbury, Massachusetts, laboratorium percobaan biologi.
Jelaslah, Pincus dengan dia punya gabungan luar biasa dari kepandaian teknis dan naluri ilmiah, mampu memecahkan masalah secara garis besar dengan cekatan. Segera dia mendapat pembantu Dr. Min-Chueh Chang, seorang penyelidik di Worcester Foundation, melakukan percobaan "progesteron" terhadap binatang-binatang laboratorium, untuk melihat apakah hal itu dapat menekan pembuahan meskipun ditelan lewat mulut. Percobaan Chang ternyata sukses. Ini betul-betul suatu permulaan yang memberi harapan, khusus dari sudut kenyataan bahwa beberapa tahun sebelumnya seorang ahli kimia bernama Russel Marker sudah menemukan cara untuk membuat "progesterone" sintetis yang lebih murah harganya.
Penyumbang pikiran lainnya adalah Dr. John Rock, seorang gyneacolog yang atas anjuran Pincus melakukan percobaan. Percobaan ini menunjukkan bahwa "progesterone" yang ditelan dapat mencegah pembuahan pada wanita. Tetapi, penyelidikan Rock juga memecahkan dua kesulitan serius akibat penggunaan "progesterone" sebagai kontrasepsi yang ditelan. Pertama, hanya menekan sekitar 85% pembuahan. Kedua, diperlukan dosis yang tak layak besarnya untuk mengatasi soal itu.
Tetapi Pincus, yang yakin betul bahwa dia berada di atas jalur yang tepat, siap dengan cara menanggulanginya. Dia sadar, mestinya ada bagian lain yang secara kimiawi serupa dengan "progesterone" tetapi tanpa hambatan-hambatan. Bulan Desember 1953 dia tanya pelbagai perusahaan bahan kimia agar mengirim contoh "steroids" sintetis yang mereka produsir, yang serupa secara kimiawi dengan "progesterone." Pincus mencoba bahan-bahan kimia yang diterimanya, dan salah satu daripadanya "norethynodrel" bikinan G.D. Searle ternyata efektif.
Ini merupakan jalan keluar yang menguntungkan buat Pincus, karena tatkala dia mulai penyelidikannya, sejak tahun 1950, norethynodrel bahkan tak pernah ada! Ini sudah disintetiskan tahun 1952 oleh Dr. Frank B. Colton, seorang ahli biokimia yang bekerja di laboratorium Searle, dan kemudian mempatenkan atas namanya. Tetapi, baik Colton ataupun para pengawasnya di G.D. Searle tidak bermaksud mencoba menciptakan alat kontrasepsi yang ditelan, bahkan tidak pada saat mereka sadar bahwa mereka sebenarnya sudah berhasil membuatnya.
Percobaan-percobaan berikutnya yang dilakukan oleh kelompok penyelidik yang sudah dihimpun oleh Pincus menunjukkan bahwa "norethynodrel" itu masih bisa lebih efektif bilamana ditambah dengan sedikit campuran kimia yang disebut "mestranol." Kombinasi obat inilah yang kemudian dilempar ke pasar oleh G.D. Searle dan perusahaannya yang disebut "Enovid."
Menjelang tahun 1955 Pincus dapat mencium bahwa saatnya sudah tiba untuk melakukan percobaan pil secara besar-besaran. Percobaan dimulai bulan April tahun 1956, di kota San Yuan, Puerto Rico, di bawah pengawasan Dr. Edris Rice-Wray. Dalam tempo sembilan bulan, percobaannya menunjukkan betapa hebatnya pil kontrasepsi yang ditelan. Tetapi, percobaan diteruskan lagi hingga tiga tahun sebelum "Food and Drug Administration" (semacam dinas pengawasan makanan dan obat-obatan) menyetujui pemasaran "Enovid" pada bulan Mei 1960.
Dari kemenangan itu jelaslah sudah Gregory Pincus tidaklah mengembangkan pil kontrasepsi sendirian. Adalah Frank Colton yang sesungguhnya menciptakan "norethynodrel"; jelas, Colton dan pelbagai ahli kimia yang merintis jalan untuk hasil karyanya layaklah jasa-jasanya diperhitungkan. Begitu pula banyak orang yang bekerja bersama dalam kelompok Pincus, termasuk John Rock, Min-Chueh Chang, dan Dr. Celso-Ramon Garcia kesemuanya ini tak bisa dikesampingkan sumbangan pikirannya. Untuk hal,itu, Dr. Edris Rice-Wray, Margaret Sanger, dan banyak lagi yang tak bisa saya sebut, mereka masing-masing pegang peranan dalam keseluruhan hasil kerja. Tetapi, tampaknya tak bisa diragukan lagi bahwa Gregory Pincus merupakan tokoh terpenting dan tenaga penggerak utama dari seluruh proyek. Dia seorang ilmuwan yang tak berkeputusan mengabdikan segenap waktu dan usahanya dalam perjuangan penyelidikan kontrasepsi lewat mulut; dia adalah orang yang memiliki kemampuan ilmiah dan pengorganisasian yang memungkinkan berhasilnya proyek itu; dia menelaah gagasan dasar, mengusahakan dana untuk biaya penyelidikan, dan mengajak orang-orang berbakat bekerja sama dalam proyeknya. Dia punya pandangan dan kepastian mendorong proyek hingga rampung dan rapi, dan dialah seorang yang terima penghargaan utama dari hasil kerja besar ini.
Gregory Pincus lahir tahun 1903 di Woodbine, New Jersey, putera peranakan Rusia-Yahudi. Dia lulus dari Cornell tahun 1924, dan peroleh gelar doktor dari Harvard tahun 1927. Sesudah itu dia melibatkan diri dalam kerja penyelidikan di pelbagai lembaga, termasuk di Harvard dan Cambridge dan menjadi mahaguru di Clark selama beberapa tahun. Tahun 1944 dia bantu Worcester Foundation untuk penyelidikan biologi, dan bertahun-tahun sesudah itu memimpin laboratoriumnya. Dia penulis lebih dari 250 kertas kerja ilmiah begitu juga sebuah buku The Conquest of Fertility, tentang penaklukan kesuburan, terbit tahun 1965.
Selama hidupnya Pincus peroleh banyak penghargaan atas hasil kerja ilmiahnya; tetapi, baik dia maupun mereka yang terlibat dalam penemuan pil kontrasepsi ini mendapat Hadiah Nobel. Tatkala Pincus meninggal dunia di Boston, tahun 1967, kematiannya hampir tidak diketahui publik dan pula umumnya para ilmuwan. Bahkan sekarang pun sedikit ensiklopedi menyebut namanya. Tetapi, bagaimanapun juga dia adalah arsitek salah satu pembangunan terpenting dalam sejarah ummat manusia.




Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat

82 SUI WEN TI 541-604

Mempersatukan negeri yang sudah berantakan porak poranda bukan pekerjaan orang sembarangan. Hanya orang-orang istimewa yang ditakdirkan punya kemampuan begitu. Dan Kaisar Cina Sui Wen Ti (nama aslinya: Yang Chien) termasuk salah satu. Dialah orang yang menyatukan Cina yang sudah terpecah belah selama beratus-ratus tahun. Persatuan politik, yang digarapnya dapat bertahan hampir di seluruh abad-abad sesudahnya. Sebagai hasilnya, Cina bisa menjadi salah satu negeri yang terkuat di dunia. Hasil penting lainnya persatuan politik ini adalah penduduk Cina yang terdiri dari hampir seperlima jumlah keseluruhan penduduk dunia tak begitu sering terguncang malapetaka perang seperti dialami oleh para penduduk Eropa, Timur Tengah, atau bagian-bagian dunia yang lain.
Kaisar sebelumnya, Shih Huang Ti, telah menyatukan Cina di abad ke-3 SM. Dinastinya, dinasti Chin hancur berantakan tak lama sesudah matinya, tetapi segera cepat tergantikan oleh dinasti Han yang memerintah seluruh Cina dari tahun 206 SM hingga 220 M. Sesudah jatuhnya dinasti Han, Cina masuk ke dalam rawa-rawa perpecahan dalam jangka waktu panjang. Buruknya bisalah disamakan dengan Eropa jaman abad gelap sesudah runtuhnya Kekaisaran Romawi.
Yang Chien dilahirkan tahun 514 dari sebuah famili yang berada, kompak, dan berwibawa di Cina Utara. Dia pertama kali peroleh posisi karier militer tatkala usianya baru empat belas tahun. Yang Chien memiliki kemampuan dan naik melesat dengan cepatnya sebagai "abdi dalem" penguasa, kaisar belahan negeri sebelah utara dinasti Chou. Bantuannya melakukan pengawasan atas hampir seluruh Cina bagian utara tidaklah percuma karena tahun 573 puteri Yan Chien diperistri putera mahkota. Lima tahun kemudian Kaisar meninggal dunia. Tampaknya sang putera mahkota kurang punya kemantapan mental sehingga tak heran segera timbul kegoncangan perebutan kekuasaan. Dalam pertarungan itu Yan Chien muncul selaku pemenang, dan tahun 581 tatkala umurnya empat puluh tahun dia diakui sebagai Kaisar baru. Ternyata dia tidak cukup puas cuma jadi Kaisar untuk daerah Cina Utara melulu. Sesudah melakukan persiapan cermat dia melancarkan penyerbuan ke Cina bagian selatan. Ini terjadi tahun 588. Penyerbuan itu berjalan secara kilat dan berhasil sehingga di tahun 589 dia praktis jadi penguasa seluruh Cina.
Selama pemerintahannya, Sui Wen Ti membangun ibu kota baru yang cukup luas untuk pusat kekaisaran pemersatu itu. Dia juga mulai pembangunan kanal raksasa yang menghubungkan dua sungai terbesar di Cina: Sungai Yangtse di Cina Tengah dengan Sungai Hwang Ho (atau Sungai Kuning) di bagian utara negeri. Kanal ini yang rampung selesai di masa pemerintahan puteranya, menolong penyatuan antara Cina bagian utara dan bagian selatan.
Salah satu perubahan paling penting yang dilakukan oleh Kaisar ini adalah menyangkut lembaga sistem penyaringan pegawai-pegawai pemerintah melalui ujian-ujian. Selama berabad-abad, sistem macam itu membuat Cina memiliki pegawai-pegawai pemerintahan yang bermutu dan berkemampuan tinggi dan tak henti-hentinya mengisi orang-orang berbakat di kursi-kursi kantor pemerintah di seluruh negeri dan berasal dari segala tingkat sosial. (Pertama kali sistem ini sudah dirintis dalam masa dinasti Han, tetapi sesudah jatuhnya dinasti itu terjadi masa kosong yang lama sekali sistem itu tidak dilaksanakan sehingga pengangkatan pegawai banyak ditentukan oleh faktor-faktor keturunan).
Sui Wen Ti juga mewajibkan berlakunya apa yang disebut "aturan pencegahan": ketentuan bahwa pegawai pemerintahan propinsi tidak boleh berasal dari propinsi di mana dia dilahirkan. Ini merupakan suatu usaha pencegahan timbulnya kemungkinan-kemungkinan "favoritisme" dan usaha pencegahan jangan sampai seseorang pejabat membangun dan memiliki pengaruh kekuasaan yang terlampau kuat.
Meskipun pada tingkat permulaan aturan ini memerlukan keberanian dan kemampuan dalam penerapannya, Sui Wen Ti senantiasa punya kewaspadaan dan sikap cermat yang tinggi. Dia menghindari tindak serampangan dan tampaknya membarenginya dengan peringanan beban-beban pajak rakyat. Dan secara garis besar politik luar negerinya pun berhasil baik.
Sui Wen Ti tampaknya kurang punya kepercayaan diri sendiri ketimbang umumnya penguasa dari penakluk-penakluk yang punya keberhasilan setara. Kendati dia merupakan seorang penguasa berhasil dan kuat kedudukannya dan daya genggamnya meyakinkan sekali atas jutaan penduduk, dia tampaknya seperti ogah-ogahan kurang gairah dan melakukan sesuatunya karena terpaksa. Istrinya, wanita yang berkemampuan, meski kelihatannya punya potongan menguasai suami seakan suami itu berada di bawah selangkangannya, dia merupakan pembantu dan pendamping yang baik, begitu tatkala perjuangan mencapai jenjang kekuasaan maupun pada saat memerintah. Sui Wen Ti meninggal dunia tahun 604 pada umur tiga puluh tahun. Tersebar dugaan luas dia menjadi korban pembunuhan oleh putera nomor duanya (biji mata kesayangan sang permaisuri) yang kemudian menggantikannya.
Kaisar baru ini dibikin berabe dalam bidang politik luar negeri dan pada saat bersamaan pecah pemberontakan melawannya. Dia terbunuh tahun 618 dan akibat kematiannya ini berakhirlah masa dinasti Sui. Tetapi, itu bukan berarti berakhir pula persatuan Cina. Dinasti Sui segera diteruskan oleh dinasti T'ang yang berkuasa antara tahun 618 sampai tahun 907. Raja-raja dinasti T'ang tetap mempertahankan dan meneruskan struktur pemerintahan seperti digariskan oleh dinasti Sui, dan di bawah pemerintahan dinasti T'ang, Cina tetap bersatu. (Masa dinasti T'ang kerap dianggap masa terjaya Cina, sebagian karena kekuatan angkatan bersenjatanya, tetapi lebih dari itu disebabkan karena berkembang pesatnya kesenian dan kesusasteraan).
Seberapa pentingkah tokoh Sui Wen Ti? Untuk memberi kepastian terhadap pertanyaan itu, orang mesti mencoba membandingkannya dengan kerajaan Eropa yang jaya di saat Charlemagne. Ada persamaan yang nyata antara karier kedua orang itu: sekitar tiga abad sesudah runtuhnya kekaisaran Romawi, Charlemagne berhasil menyatukan kembali sebagian terbesar daerah Eropa; hal sama, sekitar tiga setengah abad sesudah runtuhnya dinasti Han, Sui Wen Ti berhasil menyatukan seluruh Cina. Charlemagne, tentu saja, jauh lebih kesohor di Eropa; tetapi tampaknya Sui Wen Ti lebih berpengaruh ketimbang Charlemagne. Pertama, dia berhasil menyatukan seluruh Cina, sedangkan banyak daerah-daerah penting di Eropa Barat (seperti Inggris, Spanyol dan Itali sebelah selatan tak pernah berhasil ditaklukkannya). Kedua, penyatuan yang digarap Sui Wen Ti langgeng, sedangkan kerajaan Charlemagne segera terpecah belah dan tak pernah berhasil menyatu kembali.
Ketiga, kemajuan kebudayaan dinasti T'ang diakibatkan --sedikitnya sebagian-- dari kemajuan dan kemakmuran ekonomi yang ditimbulkan berkat penyatuan Cina secara politik. Sebaliknya, masa cerah yang berjangka pendek segera berakhir dengan matinya Charlemagne dan keberantakan kerajaannya. Akhirnya, lembaga ujian bagi pegawai-pegawai negeri yang digerakkan oleh Sui punya akibat jauh, mendalam, dan mendasar. Atas dasar kesemuanya ini-meskipun secara keseluruhan Eropa memainkan peranan lebih penting dalam sejarah dunia ketimbang Cina-toh Sui Wen Ti masih punya kelebihan dalam hal mempengaruhi jalannya sejarah daripada Charlemagne. Sesungguhnya, amat langka raja-raja, baik di Cina maupun di Eropa, punya pengaruh begitu langgeng seperti Sui Wen Ti.



Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat

83. MANI (216 - 276)


"Nabi" Mani dari abad ke-3 M adalah pendiri Manichaeisme, semacam "agama" yang kendati sudah melenyap kini, pada jamannya punya banyak sekali pengikut. Berasal dari Timur Tengah, Manichaeisme menyebar luas. Ke barat sampai menyentuh pantai Samudera Atlantik, ke timur hingga menyentuh pantai Samudera Pasifik. Agama itu dapat bertahan hingga ribuan tahun.
Agama yang didirikan Mani merupakan campuran menarik dari pelbagai macam agama yang sudah ada sebelumnya. Mani mengakui Zoroaster, Buddha, dan Isa selaku nabi sejati. Tapi, dia mengaku dapat "wahyu" yang lebih belakangan dan lebih komplit dari semua mereka yang disebut duluan.
Kendati unsur Buddha dan Kristen ada terasa dalam agama Mani, doktrin yang paling mengesankan (paling sedikit buat orang Barat) berasal dari Zoroaster yang dualistis. Mani mengajarkan bahwa dunia tidaklah diperintah zat kekuasaan tunggal, melainkan bagian dari pertarungan terus-menerus antara dua kekuatan. Salah satu daripadanya adalah pokokpokok kejahatan yang oleh Mani diidentifisir dengan kegelapan dan benda; satunya lagi adalah pokok-pokok kebaikan yang diidentifisir dengan sinar terang dan jiwa. Secara dangkal kedengarannya seperti pendapat Kristen tentang Tuhan dan Iblis; tapi, dalam faham Manichaeisme kejahatan dan kebaikan dianggap pada dasarnya punya kekuatan berimbang. Konsekuensi kepercayaan ini adalah adanya paradoks filosofis terhadap eksistensi kejahatan, yang membikin bingung filosof Kristen dan Yahudi, tapi tak ada masalah sama sekali dalam ajaran filosofi Manichaeisme.
Keruan saja tak ada tempat di sini menguraikan secara terperinci faham keagamaan Manichaeisrne. Tapi, haruslah disebut bahwa sebagai konsekuensi dari identifikasi mereka bahwa jiwa manusia itu pokok kebaikan dan tubuh manusia itu pokok kejahatan, penganut Manichaeisme percaya bahwa semua hubungan seksuil --meskipun untuk tujuan membikin keturunan-- harus dijauhi. Juga ada larangan-larangan makan daging dan minum anggur.
Sepintas kilas, tampaknya mustahil doktrin macam begituan bisa punya pengikut banyak. Tapi, larangan-larangan itu tidaklah berlaku buat anggota penganut biasa dari gereja Manichaeis, melainkan cuma berlaku buat sekelompok kecil orang yang disebut "Orang-orang pilihan." Anggota biasa yang disebut "pendengar" diijinkan punya istri atau piaraan, boleh beranak-pinak, boleh ganyang daging, boleh minum anggur dan seterusnya. Ada pelbagai upacara ibadah keagamaan yang mengikat anggota. Ada pembagi upacara ibadah keagamaan yang mengikat anggota "pendengar" untuk mengikutinya dan mereka diwajibkan mendukung golongan "orang-orang pilihan," tapi kode moral yang dipikulkan ke pundak mereka tidaklah keliwat memberatkan. (Tentu saja banyak pula agama lain yang melarang perkawinan bagi para pendetanya tapi tidak pemeluk-pemeluk kebanyakan). Roh para "orang-orang pilihan" langsung masuk sorga begitu mereka mati; sedangkan jalan ke sorga buat para "pendengar" agak berbelit-belit. Tapi, beberapa sekte Manichaeis, seperti yang namanya sekte Cathari, percaya bahwa "pendengar" dapat masuk sorga seperti halnya "orang-orang pilihan" dan sebagai tambahannya mereka peroleh semacam keringanan selama masih hidup.
Mani dilahirkan tahun 216 di Mesopotamia yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Persia di bawah kekuasaan dinasti Arsacid atau Parthian. Mani sendiri berketurunan Persia dan punya hubungan dengan penguasa Arsacid. Kebanyakan orang-orang Persia memeluk kepercayaan semacam Zoroasterianisme tapi Mani dibesarkan dari keluarga pemeluk sebuah sekte agama yang mendapat pengaruh kuat dari doktrin Kristen. Dia sudah punya pandangan keagamaan tatkala usianya baru dua belas tahun dan mulai mengkhotbahkan agama barunya di saat umurnya dua puluh empat tahun. Mulanya tidak begitu sukses di kampung halamannya. Tapi begitu dia melakukan perjalanan ke bagian timur laut di India dan dapat menarik penguasa setempat jadi pengikutnya, tampaklah kemajuan-kemajuannya.
Tahun 242 dia kembali ke Persia dan saat itu sudah punya hadirin yang mendengarkan khotbahnya termasuk Raja Shapur juga jadi pemeluk, dia sangat terkesan dengan ucapan-ucapan Mani dan mengijinkannya menyebarkan agama barunya di seantero Kekaisaran Persia. (Kekaisaran yang disebut belakangan ini kadang-kadang dijuluki Kekaisaran Sassanid sesudah sebuah kekaisaran baru didirikan sekitar 226). Sesudah kira-kira tiga puluh tahun kemudian, di bawah Raja Shapur I dan Hormizd I, Mani mengajarkan agamanya tanpa ada rintangan dan mendapat pengikut dalam jumlah besar. Dalam jangka masa itu, utusan-utusan juga dikirim ke negeri-negeri lain. Tapi, keberhasilan Mani menimbulkan penentangan dari kalangan pendeta agama Zoroaster yang menjadi agama resmi negara Persia di masa kekuasaan dinasti Sassanid. Sekitar tahun 276, sesudah naik tahtanya raja baru yang bernama Bahram l, Mani ditahan dan dijebloskan ke penjara. Dan sesudah mengalami siksaan selama dua puluh enam hari, Mani meninggal dunia.
Selama hidupnya Mani menulis beberapa buku: satu dalam bahasa Persia, satu dalam bahasa Suriah (sebuah bahasa Semit yang berkaitan erat dengan bahasa Aramais di saat hidupnya Isa). Buku-buku ini merupakan buku resmi agama Mani. Sesudah agama ini musnah, buku-buku itu pun lenyap. Beberapa di antaranya baru diketemukan di abad ke-20
Dari permulaan, Manichaeisme merupakan agama yang bersemangat menarik para pengikut. Di masa Mani masih hidup, agamanya punya banyak pemeluk mulai dari India hingga Eropa. Sesudah Mani meninggal dunia, agama itu masih berlanjut penyebarannya, meluas ke barat sampai menyentuh Spanyol dan ke timur sampai menyentuh Cina di bagian barat. Puncak kejayaannya berada di abad ke-4, yang saat itu bersaing sengit dengan Agama Kristen. (St. Augustine merupakan seorang pemeluk Manichaeisme selama sembilan tahun). Tapi sesudah Kristen menjadi agama resmi negara Romawi, Manichaeisme dihajar habis-habisan dan disekitar tahun 600 agama itu hampir seluruhnya lenyap di benua Eropa.
Tapi, di Mesopotamia dan Iran dia masih punya kaki. Dari situlah Manichaeisme menyebar ke Asia Tengah, Turkestan dan sebelah barat Cina. Di penghujung abad ke-8 agama itu jadi agama resmi Uighurs yang membawahi sejumlah daerah belahan barat Cina dan Mongolia. Juga menyebar hampir ke seantero Cina hingga ke pantai timur dan dari situ melompat ke Taiwan. Tapi, kemajuan Islam di abad ke-7 akhirnya menyapu habis Manichaesime. Mulai abad ke-8 Khalifah Abbasiyah di Bagdad dengan tegas membabat Manichaeisme dan dalam tempo singkat habislah ia di Mesopotamia dan Iran. Terhitung sejak abad ke-9, agama itu pun merosot dengan derasnya di Asia Tengah serta penyerbuan orang Mongol di abad 13 praktis merupakan pukulan yang mematikan. Tapi, Marco Polo secara kebetulan masih menjumpai masyarakat pemeluk Manichaeisme di bagian timur Cina tahun 1300.
Sementara itu, pelbagai sekte yang berasal mula dari Manichaeisme muncul di Eropa. Sekte Paulician muncul di daerah Kekaisaran Byzantium mulai abad ke-7. Sekte Bogomil, sekte terkuat di Balkan, menyebar di sekitar abad ke-10. Tapi yang paling menonjol di Eropa adalah Cathari (lebih terkenal dengan sebutan Albigensian, berasal dari nama kota Albi di Perancis yang merupakan basis kekuatannya). Di abad ke-12, sekte Chatari ini memperoleh banyak penganut di Bropa, khusus di bagian selatan Perancis. Sekte Albigensian, meski doktrinnya lebih mendekati Manichaeisme, mengganggap diri mereka orang Kristen; pejabat gereja ortodoks menganggap mereka orang-orang murtad. Akhirnya Paus Innocent III Paus yang paling toleran dan kuat di antara Paus-Paus abad tengah menyerukan "perang suci" untuk mengganyang mereka. "Perang suci" itu bermula tahun 1209; menjelang tahun 1244, sesudah menimbulkan banyak korban dan kehancuran yang luas di bagian selatan Perancis, sekte Albigensian sepenuhnya dihancurkan. Tapi, sekte Catharisme tidak dihapuskan hingga abad ke- I 5 .
Tiap agama punya pengaruh besar terhadap para pemeluknya. Atas dasar alasan ini, pendiri agama walau sekecil apa pun tidak bisa tidak merupakan orang yang punya pengaruh. (Malangnya, tapi tidak bisa dianggap enteng, ajaran-ajaran Mani senantiasa digasak oleh pelbagai agama besar).
Peranan pribadi Mani dalam hal mendirikan agama baru memang luar biasa. Dia dirikan itu, dia merancang teologinya dan menyusun kode-kode moralnya. Memang benar, banyak dari ide-idenya berasal dari para pemikir terdahulu, tapi Manilah yang menghimpun pelbagai aliran pikiran ini menjadi sistem baru yang jelas. Dia juga membuat perubahan-perubahan pada Manichaeisme dalam khotbah-khotbahnya, menyusun organisasi keagamaan dan menulis kitab-kitab suci. Jarang terjadi seorang pendiri agama punya penganut gerakan massa yang begitu hebat. Jelaslah, agama yang didirikannya tak mungkin ada di dunia tanpa kehadirannya, dan dalam kaitan ini Mani, seperti pemuka-pemuka agama lainnya, punya arti jauh lebih penting ketimbang para penemu bidang ilmiah.
Karena itu, Mani sudah sepantasnya peroleh tempat di buku ini: soalnya, di mana? Jelas, dia harus ditempatkan jauh di bawah para pendiri agama-agama besar (Nasrani, Islam, Buddha), yang pengikutnya bermilyar banyaknya sepanjang jaman. Di lain pihak, kendati Zoroasterisme dan Jainisme masih ada hingga sekarang sedangkan Manichaeisme sudah punah, tampaknya Manichaeisme pada puncak kejayaannya jauh punya pengikut lebih banyak dibanding kedua agama itu dan punya pengaruh lebih besar bagi dunia secara umum.
Oleh sebab itulah Mani ditempatkan lebih tinggi dalam daftar urutan buku ini ketimbang baik Zoroaster ataupun Mahavira.

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat

84 VASCO DA GAMA ± 1460-1524

Dia itulah, Vasco da Gama, penyelidik Portugis yang menemukan jalur jalan laut langsung dari Eropa ke India dengan berlayar mengelilingi Afrika.
Orang-orang Portugis sudah lama mencari jalur ini sejak saat Pangeran Henry Sang Navigator (1394-1460). Tahun 1488 sebuah ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Bartolomeus Dias telah sampai dan mengitari Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika dan kembali ke Portugis. Dengan keberhasilan ini, Raja Portugis mahfum bahwa usaha lama mencari jarak terpendek ke India kini hampir mendekati kenyataan. Tetapi, ada pelbagai penundaan, dan baru tahun 1497 sebuah ekspedisi ke India benar-benar dilaksanakan. Untuk memimpin ekspedisi itu raja menunjuk Vasco da Gama, seorang bangsawan dari kelas rendahan yang lahir sekitar tahun 1460 di kota Sines, Portugis.
Da Gama bongkar sauh tanggal 8 Juli 1497, terdiri empat kapal di bawah komandonya dengan jumlah kelasi seluruhnya 170 orang termasuk penterjemah bahasa Arab. Pertama ekspedisi berlayar menuju kepulauan Tanjung Verde. Lalu, daripada dia telusuri pantai Afrika seperti dilakukan oleh Dias, da Gama berlayar menuju selatan, jauh di luar Samudera Atlantik. Dia berlayar terus jauh ke selatan, dan kemudian membelok ke timur mencapai Tanjung Harapan. Ini merupakan pilihan yang jitu, lebih cepat ketimbang menyusuri pantai ke selatan, biarpun perbuatan ini memerlukan keberanian lebih banyak dan kelihaian navigasi. Akibat rute yang dipilihnya, kapal-kapal Gama tidak kelihatan dari daratan selama tidak kurang dari sembilan puluh tiga hari --lebih lama dua setengah kali dari yang dialami kapal Colombus!
Da Gama mengitari Tanjung Harapan pada tanggal 22 Nopember, kemudian berlayar ke utara menyelusuri pantai timur Afrika. Dalam pelayaran ke utara itu dia membuang sauh di pelbagai kota yang dikuasai orang Muslim, termasuk Mambasa dan Malindi yang kini bernama Kenya. Di Malindi dia ambil seorang penunjuk jalan bangsa India yang menuntunnya selama 23 hari melintasi Laut Arab menuju India. Tanggal 20 Mei 1498, sekitar 10 bulan sesudah keberangkatannya dari Portugis da Gama sampai di Calicut, kota pusat perdagangan paling penting di India bagian selatan. Penguasa Hindu di Calicut, Zamorin, mulanya menyambut baik kedatangan da Gama. Tetapi, kemudian Zamorin merasa kecewa karena hadiah upeti yang dipersembahkan da Gama kelewat murah harganya. Berkaitan dengan kekejaman pedagang-pedagang Muslim yang menguasai rute jalan perdagangan di Samudera Hindia, ini menjadi halangan buat da Gama meneruskan transaksi dagang dengan Zamorin. Kendati begitu, ketika da Gama meninggalkan Calicut bulan Agustus, da Gama diberi muatan rupa-rupa rempah-rempah agar disampaikan kepada pemerintahnya di Portugis, begitu juga sejumlah orang India.
Perjalanan pulang rupanya lebih sulit ketimbang pergi. Makan jangka waktu sekitar 3 bulan melintasi Laut Arab dan banyak awak kapal yang mati karena penyakit darah akibat kebanyakan makan daging tetapi kekurangan buah dan tumbuhan. Akhirnya cuma dua kapal selamat sampai di rumah: kapal pertama berlabuh di Portugis tanggal 10 Juli 1499 dan kapal da Gama sendiri baru sampai 2 bulan kemudian. Hanya 55 anak buahnya dapat bertahan hidup, berarti kurang dari sepertiga tatkala berangkat memulai pengembaraan. Tetapi, ketika da Gama kembali ke Lisabon tanggal 9 September 1499, baik dia maupun Raja memahami betul bahwa perjalanan dua tahun itu merupakan suatu sukses besar.
Enam bulan kemudian, Raja Portugis kirim lagi ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan Pedro Alvares Cabral. Cabral tiba pada saat yang tepat di India, menemukan rute perjalanan ke Brazil (kendati para historikus percaya bahwa sudah ada orang Portugis lain yang menemukannya lebih dulu), dan kembali ke Portugis membawa tumpukan rempah-rempah. Tetapi, beberapa anak buah Cabral terbunuh di Calicut sehingga tahun 1502 da Gama dikirim kembali ke sana untuk melakukan hukuman pembalasan, membawa armada yang terdiri dari 20 kapal.
Tingkah laku da Gama dalam ekspedisi ini betul-betul ganas. Di luar perairan pantai India dia merampas sebuah kapal Arab yang sedang lewat dan sesudah memindahkan muatannya tetapi tidak penumpangnya, dia bakar kapal itu di tengah laut. Kesemua penumpang yang ada di atas kapal, termasuk wanita dan anak-anak, musnah. Ketika dia sampai di Calicut da Gama dengan congkak minta agar Zamorin mengahalau semua Muslim dari pelabuhan. Ketika Zamorin bimbang, da Gama menangkapnya dan membunuhnya, dan menyisihkan 37 pelaut-pelaut India lantas dibomnya pelabuhan itu. Murka tetapi tak berdaya orang-orang Zamorin mengabulkan permintaan da Gama. Dalam perjalanan pulang da Gama mendirikan beberapa koloni Portugis di Afrika Timur.
Untuk hasil karya ini dia peroleh hadiah besar dari Raja Portugis, diberi gelar kebangsawanan, diberi perkebunan, diberi jaminan pensiun dan rupa-rupa hadiah uang. Da Gama tidak kembali ke India hingga tahun 1524 ketika Raja baru Portugis mengangkatnya jadi Raja muda India. Beberapa bulan sesudah tiba di India dia jatuh sakit dan meninggal di sana bulan Desember 1524. Dia akhirnya dimakamkan kembali di Lisabon. Da Gama beristri dan punya tujuh anak.
Arti penting utama perjalanan Vasco da Gama adalah karena dia membuka jalur laut langsung antara Eropa dan India serta Timur Jauh, yang faedahnya bisa turut dikecap oleh banyak negara.
Dalam jangka pendek, faedah terbesar karuan saja jatuh pada Portugis. Melalui jalur perdagangan baru ke Timur, negeri yang tadinya melarat ini di pinggiran Eropa yang berbudaya mendadak sontak jadi negeri terkaya di Eropa. Portugis dengan cepat mendirikan koloni-koloni jajahan di seputar Samudera Indonesia. Mereka punya benteng-benteng dan pos-pos serdadu di India, Indonesia, Madagaskar, di pantai timur Afrika dan di banyak tempat lagi. Ini sudah barang tentu merupakan tambahan belaka dari daerah yang mereka sudah kuasai seperti Brasil dan daerah-daerah jajahan lainnya di belahan barat Afrika yang sudah mereka bangun bahkan sebelum perjalanan Vasco Da Gama. Orang-orang Portugis berhasil mempertahankan daerah-daerah jajahan ini hingga pertengahan abad ke-20.
Pembukaan jalur perdagangan baru ke India oleh Vasco da Gama membawa akibat kemunduran luar biasa buat pedagang-pedagang Muslim yang tadinya menguasai jalur perdagangan di Samudera Indonesia. Pedagang-pedagang Muslim ini segera sepenuhnya dikalahkan dan tempatnya digantikan oleh Portugis. Lebih jauh dari itu, jalur perdagangan lewat darat antara India ke Eropa menjadi tidak berguna karena jalur laut lewat Afrika yang dirintis oleh Portugis jauh lebih murah. Ini merupakan pukulan pahit baik buat orang-orang Turki Ottoman maupun kota-kota perdagangan Itali (seperti Venesia) yang tadinya menguasai perdagangan ke Timur. Tetapi, bagi Eropa lainnya ini berarti barang-barang dari Timur Jauh berharga lebih murah daripada semula.
Akhirnya, pengaruh terbesar dari perjalanan Vasco da Gama tidaklah terhadap Eropa atau Timur Tengah, tetapi lebih banyak terhadap India dan Asia Tenggara. Sebelum tahun 1498 India terpencil dari Eropa. Memang, sepanjang sejarah India merupakan satu negeri berdiri sendiri, kecuali ada pengaruh luar yang datang dari arah barat laut. Perjalanan Vasco da Gama mendobrak keterasingan ini dan menyuguhkan hubungan langsung dengan kebudayaan Eropa lewat jalur laut. Pengaruh serta kekuatan Eropa tumbuh lebih mantap dan lebih kuat di India, hingga pada pertengahan abad ke-19 seluruh anak benua itu jatuh ke bawah kekuasaan mahkota kerajaan Inggris. (Perlu dicatat, inilah satu-satunya saat dalam sejarah bahwa India dipersatukan di bawah satu penguasa). Sedangkan untuk Indonesia, mulanya sekedar peroleh pengaruh Eropa, kemudian seluruhnya jatuh di bawah kekuasaan Eropa. Hanya sesudah pertengahan abad ke-20 daerah-daerah ini memperoleh otonominya.
Tokoh yang jelas bisa disejajarkan dengan Vasco da Gama adalah Christopher Colombus. Dalam beberapa hal, perbandingan ini memberi kelebihan kepada Vasco da Gama. Perjalanannya, misalnya, jauh lebih membawa hasil yang mengesankan. Dan jauh lebih lama dari perjalanan Colombus baik diukur dari jarak maupun lamanya. Lebih dari tiga kali lipat! Dan memerlukan kelihaian navigasi lebih banyak. (Colombus, tak peduli berapa dia kehilangan arah, paling-paling dia tidak menemukan Dunia Baru, sedangkan Vasco da Gama akan kehilangan Tanjung Harapan dan lenyap entah ke mana di Samudera Indonesia). Lebih jauh dari itu, tidak seperti Colombus, Vasco da Gama berhasil sampai ke tujuan yang direncanakannya.
Tentu bisa diperdebatkan, Vasco da Gama tidak menemukan Dunia Baru, tetapi sekedar membuat hubungan antara orang-orang Eropa dengan negeri-negeri yang memang sudah berpenduduk. Jika demikian halnya, apa bedanya dengan Colombus.
Perjalanan Colombus akhimya punya pengaruh yang luar biasa terhadap kebudayaan yang belum berkembang di Dunia Baru; perjalanan da Gama akhirnya menghasilkan perubahan budaya India dan Indonesia. Dalam hal menilai arti penting antara Colombus dan Vasco da Gama, satu hal perlu diingat, kendati Amerika Selatan dan Amerika Utara jauh lebih besar ketimbang India, tetapi India punya penduduk lebih banyak dari semua penduduk Dunia Baru digabung jadi satu!
Namun bagaimanapun juga, jelas Colombus lebih berpengaruh luas ketimbang Vasco da Gama. Pertama, pelayaran mengelilingi Afrika menuju India bukanlah berasal dari keinginan Vasco da Gama sendiri. Raja Portugislah yang memutuskan mengirim ekspedisi itu jauh sebelum dia memilih Vasco da Gama untuk memimpinnya. Sedangkan ekspedisi Colombus muncul dari dorongan Colombus sendiri, dan berkat pendekatan dan cara merebut hatilah sehingga Ratu Isabella bersedia menunjangnya dengan keuangan. Kalau saja tidak karena Colombus, Dunia Baru (walaupun cepat atau lambat akan ditemukan orang juga) baru akan diinjak orang entah berapa tahun kemudian, dan mungkin oleh warga Eropa lain. Selain itu, andaikata Vasco da Gama tidak diberanakkan oleh bundanya ke dunia ini, raja Portugis tinggal pilih orang lain memimpin ekspedisi itu. Bahkan andaikata Vasco da Gama tidak becus dan gagal, orang Portugis tidak akan menyetop niatnya cari jalur langsung ke India jika tampak olehnya kemungkinan itu tidak jauh. Dan, kalau saja Portugis tidak mendirikan pangkalan-pangkalan di sepanjang pantai barat Afrika, sedikit sekali kemungkinan bangsa-bangsa Eropa lain mampu menjejakkan kakinya pertama kali di India.
Kedua, pengaruh Eropa atas India dan Timur Jauh tidaklah sebanding dengan pengaruh Eropa atas Dunia Baru. Kebudayaan India cepat berubah sesudah ada kontak dengan Barat. Tetapi, dalam tempo beberapa dekade sesudah pelayaran Colombus, kebudayaan Dunia Baru malahan boleh dibilang hancur luluh. Juga tak ada persamaan antara India dengan berdirinya Amerika Serikat di Dunia Baru itu.
Seperti halnya orang tidak bisa memberi pujian (atau kutukan) kepada Christopher Colombus atas semua peristiwa yang terjadi di Dunia Baru, begitu pula orang tidak bisa menghargai Vasco da Gama dengan semua hasil-hasil dari adanya kontak antara Eropa dan Timur. Vasco da Gama hanyalah membuat salah satu mata rantai saja karena banyak lagi orang yang dapat dicatat sebagai perintis: Henry Sang Navigator, sejumlah pelaut Portugis yang menjelajahi pantai barat Afrika; Bartolomeus Dias; Vasco da Gama sendiri; para pengganti sesudahnya (seperti Fransisco de Almeida dan Alfonso d'Albuquerque); dan masih banyak lagi. Saya pikir, Vasco da Gama hanyalah merupakan mata rantai terpenting belaka. Tetapi, dia bukanlah orang yang begitu punya peranan penting seperti dilakukan Christopher Colombus dalam hal Eropanisasi Dunia Baru. Atas dasar prinsip penting itulah Vasco da Gama dicantumkan dalam daftar buku ini jauh di bawah Colombus.

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat

85 CHARLEMAGNE 742-814

Kaisar abad tengah Charlemagne (Charles yang Agung) raja bangsa Franks, penakluk Saxony, pendiri Kekaisaran Romawi yang suci merupakan salah seorang penguasa yang paling terkemuka di dunia.
Lahir tahun 742, dekat kota Aachen yang akhirnya jadi ibukotanya. Ayahnya bernama Pepin si Cebol dan kakeknya Charles Martel, seorang pemuka bangsa Frank, yang di tahun 732 berhasil memenangkan percobaan kaum Muslimin yang berusaha menaklukkan Perancis, dalam pertempuran di Tours. Tahun 751 Pepin dinyatakan sebagai Raja bangsa Franks sehingga mengakhiri kelemahan dinasti Merovingian, mendirikan dinasti baru yang kini disebut Carolingian, sesudah Charlemagne. Tahun 768 Pepin meninggal dunia dan kerajaan bangsa Franks dibagi antara Charles dan saudaranya Carloman. Nasib baik buat Charles dan untuk kesatuan Franks, mendadak Carloman meninggal tahun 771. Kejadian ini mengakibatkan Charles, di umur dua puluh sembilan tahun, jadi Raja tunggal di Kerajaan Franks yang sudah jadi kerajaan terkuat di Eropa.
Pada saat penobatan Charles, Kerajaan Franks terdiri dari Perancis sekarang, Belgia, Swis, tambah sebagian negeri Belanda sekarang dan Jerman. Charles membuang sedikit waktu untuk mulai meluaskan kerajaannya. Janda Carloman dan anak-anaknya mengungsi ke kerajaan Lombard di Italia Utara. Charlemagne bercerai dengan istrinya orang Lombard bernama Desidarata dan memimpin tentara menuju Italia Utara. Menjelang tahun 774 Lombard sepenuhnya ditaklukkan. Italia Utara dibaurkan dengan kerajaannya meskipun empat penyerbuan tambahan masih diperlukan untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya. Janda Carloman berikut anak-anaknya jatuh ke tangan Charlemagne dan sejak itu tak tampak lagi batang hidungnya selama-lamanya.
Tetapi, yang lebih penting, dan tentu saja lebih sulit adalah penaklukan Charlemagne atas Saxony, suatu daerah luas di sebelah utara Jerman. Ini diperlukan tidak kurang dari delapan belas kali pertempuran; yang pertama tahun 772 dan yang terakhir tahun 804. Faktor-faktor agama sudah barang tentu menjadi penyebab mengapa perang lawan Saxony begitu ketat dan berdarah. Orang-orang Saxon itu pagan --tak beragama-- dan Charlemagne memaksa mereka memeluk agama Nasrani. Mereka yang menolak dibaptis atau belakangan balik lagi murtad jadi pagan dijatuhi hukuman mati. Menurut taksiran, tak kurang dari seperempat penduduk Saxon terbunuh dalam proses penaklukan agama secara paksa ini.
Charles juga melakukan serbuan ke bagian selatan Jerman dan barat daya Perancis, untuk mengukuhkan pengawasannya atas daerah-daerah itu. Untuk mengamankan perbatasan timur kerajaannya, Charlemagne melakukan serentetan penyerbuan terhadap bangsa Avar. Orang Avar berdarah Asia, ada hubungannya dengan bangsa Hun, dan mereka menguasai daerah yang luas, yang kini terkenal dengan Honggaria dan Yugoslavia. Sesudah itu Charlemagne membabat habis seluruh kekuatan Angkatan Bersenjata Avar. Kendati daerah-daerah sebelah timur Saxony dan Bavaria tidak diduduki bangsa Franks, negeri-negeri lain yang mengakui kekuasaan Franks membentang luas mulai Jerman hingga Croatia.
Charlemagne juga mencoba mengamankan daerahnya di perbatasan bagian selatan. Tahun 778 dia pimpin penyerbuan ke Spanyol. Penyerbuan ini tidak berhasil, tetapi Charlemagne bisa juga mendirikan daerah kekuasaan di Spanyol bagian utara, terkenal dengan sebutan "Spanish March" yang mengakui kedaulatan kekuasaan Charlemagne.
Sebagai hasil begitu banyak peperangan yang membawa kemenangan (bangsa Franks melakukan lima puluh empat kali pertempuran dalam jangka waktu empat puluh lima tahun selama pemerintahannya), Charlemagne berhasil menyatukan hampir seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaannya. Pada puncak kejayaannya, kerajaannya terdiri dari sebagian besar Perancis sekarang, Jerman, Swis, Austria, Negeri Belanda, tambah sebagian besar Italia dan banyak lagi daerah-daerah perbatasan. Sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi, tak ada satu negara pun yang punya daerah kekuasaan seluas itu.
Selama pemerintahannya Charlemagne memelihara hubungan akrab dengan Paus. Tetapi dalam masa hidupnya jelas bukan Paus,yang menguasai Charlemagne, melainkan Charlemagne yang menguasai Paus.
Puncak paling tinggi, atau paling tidak peristiwa yang paling termasyhur dari pemerintahan Charlemagne terjadi di Roma pada Hari Natal tahun 800. Pada hari itu Paus Leo III mengenakan mahkota di atas kepala Charlemagne dan mengumumkan bahwa dia adalah Kaisar Romawi. Ini berarti Kekaisaran Romawi Barat yang sudah hancur tiga abad sebelumnya dinyatakan bangkit kembali dan Charlemagne merupakan pengganti Augustus Caesar yang sah.
Kenyataannya, tentu saja, satu keganjilan menganggap Kerajaan Charlemagne merupakan "pemugaran" Kekaisaran Romawi. Pertama, daerah yang dikuasai kedua kekaisaran sangat jauh berbeda. Kerajaan Charlemagne betapapun luasnya, hanya mencakup separoh dari Kekaisaran Romawi Barat. Sebagian daerah memang sama dikuasai oleh kedua kekaisaran itu, seperti Belgia, Perancis, Swis dan bagian utara Itali. Tetapi Inggris dan Spanyol, daerah selatan Itali dan Afrika bagian utara yang merupakan daerah kekaisaran Romawi, tidak berada di bawah kekuasaan Charlemagne. Sedangkan Jerman yang merupakan daerah taklukannya yang penting tidak pernah berada di bawah kekuasaan Romawi. Kedua, Charlemagne bukanlah orang Romawi ditilik dari segala sudut; tidak dari sudut kelahiran, pandangan, maupun budaya. Bangsa Franks tergolong suku Teutonik, dan bahasa asli Charlemagne adalah dialek Jerman Kuno, meskipun sedikit-sedikit dia ada belajar bahasa Latin. Charlemagne sebagian besar dari umurnya hidup di Eropa Utara, khusus Jerman, dan hanya melakukan empat kali perjalanan ke Itali. Ibukota kekaisarannya bukan Roma melainkan Aachen. Kini berada di Jerman Barat tidak jauh dari perbatasan Belgia dan Negeri Belanda.
Kegesitan pengambilan keputusan politik Charlemagne yang menjadi ciri khasnya ternyata macet begitu dia dihadapkan pada persoalan siapa yang akan menggantikan tahtanya. Kendati dia sudah menghabiskan sebagian besar masa hidupnya berpegang menyatukan sebagian besar daerah Eropa Barat, dia tidak mampu secara bijak menyusun perencanaan membagi wilayah kekaisaran diantara ketiga puteranya ketika dia mati. Hal ini biasanya menandakan ketidakmampuan menetapkan satu garis tegas dan jalan keluar hingga bisa jadi bibit perang saudara. Tetapi keadaan selanjutnya menunjukkan kedua putera tertuanya mati tak lama sebelum Charlemagne sendiri. Akibatnya, putera ketiganya --Louis Sang Taat-- mampu mewarisi tahta Charlemagne tanpa gangguan ketika Charlemagne meninggal dunia di Aachen tahun 814. Tetapi, Louis menunjukkan kelemahannya dalam hal pengambilan keputusan ketimbang sang ayah tatkala saat naik tahta tiba; dia juga berkeinginan membagi kerajaannya kepada anak-anaknya. Sesudah melalui pertempuran, putera Louis akhirnya menandatangani persetujuan Verdun (tahun 843) yang mengakibatkan kerajaan bangsa Franks terbagi jadi tiga bagian. Parohan pertama terdiri dari sebagian besar daerah Perancis sekarang, parohan kedua termasuk bagian besar daerah Jerman; dan parohan ketiga termasuk baik Italia bagian utara maupun daerah memanjang perbatasan Perancis-Jerman.
Kini, ada sebagian orang menduga pengaruh Charlemagne lebih hebat dari perhitungan saya sendiri. Telah disebutkan di bagian depan, dia membangun kembali Kekaisaran Romawi; dia menyatukan Eropa Barat; dia masukkan Saxony ke dalam wilayah Eropa; dia letakkan pola-pola yang dianut oleh hampir sepanjang sejarah Eropa Barat; dia menjaga Eropa Barat dari ancaman luar; dia bikin secara kasar perbatasan Perancis, Jerman dan Itali; dia menyebarkan agama Nasrani; dan penobatan Paus menyelesaikan pertentangan berabad panjangnya antara negara dan gereja di Eropa. Menurut pendapat saya, anggapan itu berlebih-lebihan. Pertama, apa yang disebut Kekaisaran Romawi suci bukanlah pendirian kembali yang sesungguhnya dari Kekaisaran Romawi samasekali, tetapi sekedar kelanjutan dari Kerajaan Franks yang diwariskan oleh Charlemagne.
Penyatuan Eropa Barat akan punya makna penting apabila Charlemagne betul-betul berhasil menyelesaikannya. Tetapi, kerajaan Charlemagne jatuh dalam masa antara tiga puluh tahun sesudah matinya, dan tak pernah bersatu kembali sesudah itu.
Perbatasan Perancis sekarang, perbatasan Jerman sekarang, dan juga Italia, tak ada sangkut-pautnya baik dengan Charlemagne maupun Louis Sang Taat. Perbatasan utara Italia sebagian terbesarnya mengikut perbatasan geografis Pegunungan Alpen. Perbatasan Jerman-Perancis secara garis besarnya mengikuti perbatasan bahasa, dan sebaliknya perbatasan utara mengikuti Kekaisaran Romawi.
Memberikan penghargaan yang layak buat Charlemagne dalam hal penyebaran Agama Kristen tampaknya tidak semestinya buat saya. Agama Kristen sudah tersebar ke arah utara menuju Eropa berabad-abad sebelum pemerintahan Charlemagne dan dilanjutkan berabad-abad sesudahnya. Lepas dari masalah Charlemagne memaksa memeluk Agama Kristen bagi orang Saxon secara moral tidak bisa dihargai karena terlampau mengerikan dan merupakan langkah yang samasekali tidak perlu. Orang Anglo Saxon di Inggris masuk Nasrani tanpa pembunuhan dan diabad-abad berikutnya pelbagai rakyat Skandinavia juga dimasukkan Kristen lebih banyak dengan pendekatan daripada dengan kekerasan.
Bagaimana halnya dengan kemenangan militer Charlemagne yang berhasil menjaga Eropa Barat dari ancaman serangan dari luar? Duduk soalnya tidaklah begitu. Selama sepanjang abad ke-9, pantai utara dan barat Eropa menjadi sasaran serangan yang mematikan serentetan serbuan dari pihak bangsa Viking atau Norsemen. Pada saat yang bersamaan, pasukan berkuda orang Magyar menyerbu Eropa dari arah timur dan kaum Muslimin menyapu benua itu dari arah selatan. Saat Charlemagne itu sedikitnya merupakan saat yang paling aman di dalam sejarah Eropa.
Perjuangan untuk kekuasaan antara pejabat sipil dan gereja merupakan kemelut dalam sejarah Eropa bahkan di daerah-daerah yang tidak termasuk dalam Kekaisaran Carolingian. Perjuangan semacam itu-sesungguhnya-sudah merupakan aspirasi gereja abad tengah dan sudah berlangsung (walaupun dalam bentuk yang sedikit berbeda) tanpa Charlemagne. Pemberian mahkota di Roma merupakan kejadian yang menarik, tetapi hampir tidak memecahkan faktor kesulitan secara umum.
Saya pikir, sukar meyakinkan orang Cina atau India yang berpendidikan bahwa Charlemagne harus dipandang mendekati arti penting orang semacam Shih Huang Ti, Jengis Khan atau Asoka. Memang, apabila Charlemagne dibandingkan dengan Shih Huang Ti, tampaknya Kaisar Cina itu lebih punya makna lebih penting daripada keduanya. Penyatuan Cina oleh Sui Wen Ti punya pengaruh berjangka langgeng, sedangkan penyatuan Eropa Barat yang dilakukan Charlemagne sekedar berlangsung satu generasi.
Kendati arti penting Charlemagne agak dilebih-lebihkan oleh orang Eropa, pengaruh jangka pendeknya memang betul-betul besar. Dia melabrak negara Lombard dan Avar dan menaklukkan Saxony. Banyak korban jatuh akibat peperangan ini. Dari sudut positifnya, ada sedikit kebangunan kultural di masa pemerintahannya (yang segera pula berhenti sesudah matinya).
Juga ada akibat-akibat berjangka panjang dari kariernya. Berabad sesudah Charlemagne, raja-raja Jerman terlibat dalam perjuangan sia-sia untuk menguasai Italia. Tanpa contoh yang diberikan Charlemagne, sangat mungkin sedikit sekali mereka menaruh perhatian terhadap Italia dan menitikberatkan perhatian hanya kepada perluasan daerah ke barat atau timur. Juga benar, Kekaisaran Romawi suci, yang dimulai oleh Charlemagne, berlangsung lama hingga abad ke-19. (Tetapi, sebagian waktu itu kekuatan sesungguhnya kekaisaran suci sebetulnya kecil, dan kekuatan efektif di Jerman terbagi-bagi dalam jumlah negara-negara kecil yang tak terhitung jumlahnya).
Tetapi, hasil utama Charlemagne mungkin penaklukan Saxony itu, yang mengakibatkan daerah itu masuk ke dalam arus kebudayaan Eropa. Hasil karya ini sama dengan hasil penaklukan Julius Caesar atas daerah Gaul, meskipun tidaklah sepenting itu benar mengingat Saxony wilayahnya lebih kecil.


Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat

86 CYRUS YANG AGUNG ± 590 SM-529 SM

Dia ini --Cyrus Yang Agung-- pendiri Kekaisaran Persia. Mulai kariernya selaku pejabat rendahan di bagian barat daya Iran, dia menghalau --melalui kemenangan-kemenangan pertempuran yang cemerlangan-- tiga kerajaan besar (Medes, Lydian, dan Babilon), dan menyatukan hampir seluruh daerah Timur Tengah lama menjadi satu negara yang membentang mulai India hingga Laut Tengah.
Cyrus (atau Kurush nama Persinya) dilahirkan sekitar tahun 590 SM di propinsi Persis (kini Fars), di barat daya Iran. Daerah ini saat itu merupakan propinsi Kerajaan Medes. Cyrus berasal dari keturunan penguasa lokal yang merupakan bawahan Raja Medes.
Tradisi yang timbul belakangan bikin dongeng menarik menyangkut diri Cyrus ini, seakan-akan mengingatkan orang akan dongeng Yunani mengenai Raja Oedipus. Menurut dongeng ini, Cyrus adalah cucu Astyages Raja Medes. Sebelum Cyrus lahir, Astyages mimpi bahwa cucunya suatu saat akan menghalaunya dari tahta. Raja keluarkan perintah supaya semua bayi yang baru lahir dibunuh habis. Tetapi, pejabat yang dipercaya melakukan pembunuhan itu tak sampai hati melakukan pembunuhan durjana itu, tetapi diteruskannya perintah itu kepada penggembala dan istrinya supaya melaksanakannya. Namun mereka ini pun tak sampai hati. Mereka bukannya membunuh bayi lelaki melainkan memeliharanya sebagai anak sendiri. Akhirnya, ketika sang bocah tumbuh dewasa, memang betul-betul dia menumbangkan raja dari tahtanya.
Bangsa Medes dan Persia berdekatan satu sama lain, baik disebabkan asal-usul maupun persamaan bahasa. Karena Cyrus tetap meneruskan sebagian besar hukum-hukum Medes dan sebagian besar prosedur administrasi pemerintahan, kemenangannya atas Medes hanyalah merupakan sekedar perubahan dinasti dan bukannya suatu penaklukan oleh bangsa asing.
Tetapi, Cyrus segera menampakkan keinginannya melakukan penaklukan ke luar. Sasaran pertamanya adalah Kerajaan Lydian di Asia Kecil, dikuasai oleh Raja Croesus, seorang yang kekayaannya seperti dongeng. Besi Cyrus tak ada artinya jika dibandingkan emasnya Croesus. Menjelang tahun 546 SM Cyrus menaklukkan Kerajaan Lydian dan menjebloskan Croesus ke dalam bui.
Cyrus kemudian mengalihkan perhatiannya ke jurusan timur, dan dalam serentetan pertempuran, dia taklukkan semua bagian timur Iran dan dimasukkannya ke dalam wilayah kekuasaan kerajaannya. Pada tahun 540 SM, Kekaisaran Persia membentang ke timur sejauh Sungai Indus dan Jaxartes (kini Syr Darya di Asia Tengah).
Dengan terlindungnya bagian belakang. Cyrus dapat memusatkan perhatian pada yang paling berharga dari segalanya. Kekaisaran Babylon yang makmur loh jinawi, terletak di pusat Mesopotamia tetapi dapat mengawasi segenap daerah "bulan sabit subur" (Fertile Crescent) Timur Tengah. Tidak seperti Cyrus, penguasa Babylon Nabonidus tidaklah populer di kalangan rakyat. Tatkala tentara Cyrus maju bergerak, pasukan Babylon bertekuk di lutut Cyrus tanpa suatu perlawanan. Karena Kekaisaran Babylon meliputi juga Suriah dan Palestina, kedua daerah ini pun dimasukkan ke dalam wilayah kekuasaan Cyrus.
Cyrus menghabiskan waktu beberapa tahun untuk mengkonsolidasi penguasaannya dan mengorganisir kembali kekaisaran yang begitu besar yang telah direbutnya. Kemudian dia pimpin Angkatan Bersenjata menuju timur laut menaklukkan Massagetae, suku nomad yang hidup di Asia Tengah sebelah timur laut Caspia. Orang-orang Persia peroleh kemenangan pada saat-saat kontak senjata pertama. Tetapi pada pertempuran kedua, pertempuran tahun 529 SM, mereka terkalahkan dan Cyrus --penguasa kekaisaran di dunia yang pernah ada saat itu-- terbunuh.
Cyrus digantikan oleh puteranya Cambyses II. Cambyses mengalahkan Massagate dalam pertempuran berikutnya, menemukan mayat ayahnya dan menguburnya kembali di Pasargadae, ibukota Persia kuno. Kemudian Cambyses mengirim pasukan untuk penyerbuan Mesir, sehingga dengan demikian dia menyatukan segenap daerah Timur Tengah lama dalam satu kekaisaran.
Cyrus jelas seorang pemimpin yang punya kebolehan bidang militer. Tetapi itu cuma satu sisi dari seorang manusia. Yang lebih menonjol, mungkin, adalah kebijakan cara memerintahnya. Dia terkenal amat toleran terhadap agama-agama setempat dan juga adat-istiadat mereka. Dan dia senantiasa menjauhkan diri dari sikap kejam dan ganas seperti lazimnya para penakluk. Orang-orang Babylon, misalnya, bahkan lebih kentara lagi orang Assyria, telah membunuh beribu-ribu manusia dan mengusir semua penduduk yang dikuatirkan bakal berontak. Misalnya, ketika Babylon menaklukkan Yudea tahun 586 SM, mereka memboyong orang Yudea ke Babylon. Tetapi lima puluh tahun kemudian, sesudah Cyrus menaklukkan Babylon, dia beri ijin orang-orang Yahudi kembali ke kampung halamannya. Kalau tidak karena Cyrus, rasanya orang-orang Yahudi itu akan musnah sebagai kelompok yang terasing di abad ke-5 SM. Keputusan Cyrus dalam hal ini mungkin punya motivasi politik: bagaimanapun sedikit sekali keraguan bahwa dia merupakan seorang penguasa yang berprikemanusiaan pada jamannya. Bahkan orang-orang Yunani, yang lama sekali menganggap bangsa Kekaisaran Persia merupakan ancaman terbesar bagi kemerdekaannya, tak pernah berhenti menganggap Cyrus seorang penguasa yang betul-betul mengagumkan.
Begitu baiknya Cyrus telah menjalankan tugasnya sehingga bahkan sesudah matinya pun Kekaisaran Persia meneruskan perluasan daerah kekuasaannya. Ini berlangsung selama kira-kira 200 tahun, sampai ditaklukkan oleh Alexander yang Agung. Hampir sepanjang dua abad, daerah yang dikuasai Persia menikmati perdamaian dan kemakmuran.
Penaklukan oleh Alexander samasekali bukan pertanda tamatnya Kekaisaran Persia. Sesudah Alexander meninggal dunia, salah seorang jendralnya, Seleucus I Nicator, berhasil menguasai Suriah, Mesopotamia, dan Iran, dengan demikian dia mendirikan Kekaisaran Seleucid. Tetapi, kekuasaan asing atas Iran tidaklah berlangsung lama. Di pertengahan abad ke-3 SM pecah pemberontakan melawan kekuasaan Seleucid, di bawah pimpinan Arsaves I yang menganggap diri keturunan Achaemenid (dinasti Cyrus). Sebuah kerajaan didirikan oleh Arsaces dikenal dengan nama Kekaisaran Parthian akhirnya menguasai Iran dan Mesopotamia. Tahun 224 sesudah Masehi penguasa Arsacid digantikan dinasti Persia, Sassanid, yang juga mengaku keturunan dari Archaeminid, dan yang kekaisarannya berlangsung lebih dari empat abad. Bahkan kini Cyrus dihormati di Iran sebagai pendiri negara Persia.
Karier Cyrus Yang Agung merupakan contoh penting titik balik dalam sejarah. Kebudayaan pertama kalinya tumbuh di Sumeria, sekitar 3000 tahun SM. Selama lebih dari dua puluh lima abad bangsa Sumeria dan pelbagai bangsa Semit yang menggantikannya (seperti bangsa Akkadian, Babylonia dan Assyria) menjadi pusat peradaban. Sepanjang masa itu, Mesopotamia merupakan negeri yang terkaya dan paling berkebudayaan maju di dunia (dengan kekecualian Mesir yang secara kasar berada dalam tarap sejaiar). Tetapi karier Cyrus --yang boleh dibilang berada di tengah-tengah sejarah tercatat-- mengakhiri babak itu dalam sejarah dunia. Dari sejak itu selanjutnya, baik Mesopotamia maupun Mesir bukanlah lagi pusat budaya dunia, baik kultural maupun politik.
Lebih jauh dari itu, bangsa Semit --yang berjumlah besar di daerah "bulan sabit subur"-- tak bisa peroleh kembali kemerdekaannya berabad-abad sesudah itu. Sesudah bangsa Persia (bangsa Indo-Eropa) datang bangsa Macedonia dan Yunani, diikuti oleh pendudukan lama oleh orang Parthian, Romawi, penguasa Sassanid, kesemuanya itu adalah IndoEropa. Hingga penaklukan oleh kaum Muslimin di abad ke-7 --hampir dua belas abad sesudah Cyrus Yang Agung--daerah "bulan sabit yang subur" itu dikuasai oleh bangsa Semit.
 
Peta Kerajaan Cyrus yang Agung
Cyrus penting bukan cuma karena dia memenangkan banyak pertempuran dan menaklukkan banyak daerah. Arti pentingnya yang lebih besar adalah fakta bahwa kekaisaran yang didirikannya secara mantap mengubah struktur politik dunia lama.
Kekaisaran Persia, di samping luasnya daerah dan lamanya bertahan, tidaklah punya pengaruh besar dalam sejarah seperti yang dijumpai pada Kekaisaran Romawi. Inggris, atau Cina yang lebih lama. Tetapi, memperhitungkan arti penting Cyrus orang harus ingat bahwa dia sudah merampungkan sesuatu yang mungkin tak akan pernah terjadi tanpa kehadirannya. Di tahun 620 SM (segenerasi sebelum Cyrus lahir) tak seorang akan menduga bahwa dalam tempo seabad seluruh dunia lama akan berada di bawah kekuasaan suatu suku yang sama sekali tidak terkenal yang berasal dari barat daya Iran. Bahkan dengan melihat ke belakang, tak ada tampak bahwa Kekaisaran Persia salah satu kekaisaran yang punya arti penting sejarah yang karena keadaan sosial dan ekonominya akan bisa jadi begitu cepat atau lambat jadi besar. Jadi, Cyrus merupakan salah seorang yang langka yang dengan nyata mengubah jalannya sejarah.

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat

87 LEONHARD EULER 1707-1783


Di abad ke-17 Swiss punya seorang matematikus dan ahli fisika yang teramat brilian dan ilmuwan terkemuka sepanjang masa. Orang itu Leonhard Euler. Hasil karyanya mempengaruhi penggunaan semua bidang fisika dan di banyak bidang rekayasa.
Hasil matematika dan ilmiah Euler betul-betul tak masuk akal. Dia menulis 32 buku lengkap, banyak diantaranya terdiri dari dua jilid, beratus-ratus artikel tentang matematika dan ilmu pengetahuan. Orang bilang, kumpulan tulisan-tulisan ilmiahnya terdiri dari lebih 70 jilid! Kegeniusan Euler memperkaya hampir segala segi matematika murni maupun matematika siap pakai, dan sumbangannya terhadap matematika fisika hampir tak ada batasnya untuk penggunaan.
Euler khusus ahli mendemonstrasikan bagaimana hukum-hukum umum mekanika, yang telah dirumuskan di abad sebelumnya oleh Isaac Newton, dapat digunakan dalam jenis situasi fisika tertentu yang terjadi berulang kali. Misalnya, dengan menggunakan hukum Newton dalam hal gerak cairan, Euler sanggup mengembangkan persamaan hydrodinamika. Juga, melalui analisa yang cermat tentang kemungkinan gerak dari barang yang kekar, dan dengan penggunaan prinsip-prinsip Newton. Dan Euler berkemampuan mengembangkan sejumlah pendapat yang sepenuhnya menentukan gerak dari barang kekar. Dalam praktek, tentu saja, obyek benda tidak selamanya mesti kekar. Karena itu, Euler juga membuat sumbangan penting tentang teori elastisitas yang menjabarkan bagaimana benda padat dapat berubah bentuk lewat penggunaan tenaga luar.
Euler juga menggunakan bakatnya dalam hal analisa matematika tentang permasalahan astronomi, khusus menyangkut soal "tiga-badan" yang berkaitan dengan masalah bagaimana matahari, bumi, dan bulan bergerak di bawah gaya berat mereka masing-masing yang sama. Masalah ini --suatu masalah yang jadi pemikiran untuk abad ke-21-- belum sepenuhnya terpecahkan. Kebetulan, Euler satu-satunya ilmuwan terkemuka dari abad ke-18 yang (secara tepat, seperti belakangan terbukti) mendukung teori gelombang cahaya.
Buah pikiran Euler yang berhamburan tak hentinya itu sering menghasilkan titik tolak buat penemuan matematika yang bisa membuat seseorang masyhur. Misalnya, Joseph Louis Lagrange, ahli fisika matematika Perancis, berhasil merumuskan serentetan rumus ("rumus Lagrange") yang punya makna teoritis penting dan dapat digunakan memecahkan pelbagai masalah mekanika. Rumus dasarnya diketemukan oleh Euler, karena itu sering disebut rumus Euler-Lagrange. Matematikus Perancis lainnya, Jean Baptiste Fourier, umumnya dianggap berjasa dengan penemuan teknik matematikanya, terkenal dengan julukan analisa Fourier. Di sini pun, rumus dasarnya pertama diketemukan oleh Leonhard Euler, dan dikenal dengan julukan formula Euler- Fourier. Mereka menemukan penggunaan yang luas dan beraneka macam di bidang fisika, termasuk akustik dan teori elektromagnetik.
Dalam urusan matematika, Euler khusus tertarik di bidang kalkulus, rumus diferensial, dan ketidakterbatasan suatu jumlah. Sumbangannya dalam bidang ini, kendati amat penting, terlampau teknis dipaparkan di sini. Sumbangannya di bidang variasi kalkulus dan terhadap teori tentang kekompleksan jumlah merupakan dasar dari semua perkembangan berikutnya di bidang ini. Kedua topik itu punya jangkauan luas dalam bidang penggunaan kerja praktek ilmiah, sebagai tambahan arti penting di bidang matematika murni.
Formula Euler, , menunjukkan adanya hubungan antara fungsi trigonometrik dan jumlah imaginer, dan dapat digunakan menemukan logaritma tentang jumlah negatif. Ini merupakan satu dari formula yang paling luas digunakan dalam semua bidang matematika. Euler juga menulis sebuah textbook tentang geometri analitis dan membuat sumbangan penting dalam bidang geometri diferensial dan geometri biasa.
Kendati Euler punya kesanggupan yang hebat untuk penemuan-penemuan matematika yang memungkinkannya melakukan praktek-praktek ilmiah, dia hampir punya kelebihan setara dalam bidang matematika murni. Malangnya, sumbangannya yang begitu banyak di bidang teori jumlah, tetapi tidak begitu banyak yang bisa dipaparkan di sini. Euler juga orang pemula yang bekerja di bidang topologi, sebuah cabang matematika yang punya arti penting di abad ke-20.
Akhirnya, Euler memberi sumbangan penting buat sistem lambang jumlah matematik masa kini. Misalnya, dia bertanggung jawab untuk penggunaan umum huruf Yunani untuk menerangkan rasio antara keliling lingkaran terhadap diameternya. Dia juga memperkenalkan banyak sistem tanda yang cocok yang kini umum dipakai di bidang matematika.
Euler lahir tahun 1707 di Basel, Swiss. Dia diterima masuk Universitas Basel tahun 1720 tatkala umurnya baru mencapai tiga belas tahun. Mula-mula dia belajar teologi, tetapi segera pindah ke mata pelajaran matematika. Dia peroleh gelar sarjana dari Universitas Basel pada umur tujuh belas tahun dan tatkala umurnya baru dua puluh tahun dia terima undangan dari Catherine I dari Rusia untuk bergabung dalam Akademi Ilmu Pengetahuan di St. Petersburg. Di umur dua puluh tiga tahun dia jadi mahaguru fisika di sana dan ketika umurnya dua puluh enam tahun dia menggantikan korsi ketua matematika yang tadinya diduduki oleh seorang matematikus masyhur Daniel Bernoulli. Dua tahun kemudian penglihatan matanya hilang sebelah, namun dia meneruskan kerja dengan kapasitas penuh, menghasilkan artikel-artikel yang brilian.
Tahun 1741 Frederick Yang Agung dari Prusia membujuk Euler agar meninggalkan Rusia dan memintanya bergabung ke dalam Akademi Ilmu Pengetahuan di Berlin. Dia tinggal di Berlin selama dua puluh lima tahun dan kembali ke Rusia tahun 1766. Tak lama sesudah itu kedua matanya tak bisa melihat lagi. Bahkan dalam keadaan tertimpa musibah macam ini, tidaklah menghentikan penyelidikannya. Euler memiliki kemampuan spektakuler dalam hal mental aritmatika, dan hingga dia tutup usia (tahun 1783 di St. Petersburg --kini bernama Leningrad-- pada umur tujuh puluh enam tahun), dia terus mengeluarkan kertas kerja kelas tinggi di bidang matematika. Euler kawin dua kali dan punya tiga belas anak, delapan diantaranya mati muda.
Semua penemuan Euler bisa saja dibuat orang bahkan andaikata dia tidak pernah hidup di dunia ini. Meskipun saya pikir, kriteria yang layak digunakan dalam masalah ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan terjadi pada dunia modern apabila dia tidak pernah berbuat apa-apa? Dalam kaitan dengan Leonhard Euler jawabnya tampak jelas sekali: pengetahuan modern dan teknologi akan jauh tertinggal di belakang, hampir tak terbayangkan, tanpa adanya formula Euler, rumus-rumusnya, dan metodenya. Sekilas pandangan melirik indeks textbook matematika dan fisika akan menunjukkan penjelasan-penjelasan ini sudut Euler (gerak benda keras); kemantapan Euler (deret tak terbatas); keseimbangan Euler (hydrodinamika); keseimbangan gerak Euler (dinamika benda keras); formula Euler (variabel kompleks); penjumlahan Euler (rentetan tak ada batasnya), curve polygonal Eurel (keseimbangan diferensial); pendapat Euler tentang keragaman fungsi (keseimbangan diferensial sebagian); transformasi Euler (rentetan tak terbatas); hukum Bernoulli-Euler (teori elastisitis); formula Euler-Fourier (rangkaian trigonometris); keseimbangan Euler-Lagrange (variasi kalkulus, mekanika); dan formula Euler-Maclaurin (metode penjumlahan) itu semua menyangkut sebagian yang penting-penting saja.
Dari sudut ini, pembaca mungkin bertanya-tanya kenapa Euler tidak dapat tempat lebih tinggi dalam daftar urutan buku ini. Alasan utama ialah, meskipun dia dengan brilian dan sukses menunjukkan betapa hukum-hukum Newton dapat diterapkan, Euler tak pernah menemukan prinsip-prinsip ilmiah sendiri. Itu sebabnya mengapa tokoh-tokoh seperti Becquerel, Rontgen, dan Gregor Mendel, yang masing-masing menemukan dasar baru fenomena dan prinsip ilmiah, ditempatkan di urutan lebih atas ketimbang Euler. Tetapi, bagaimanapun juga, sumbangan Euler terhadap, dunia ilmu, terhadap bidang rekayasa dan matematika, bukan alang kepalang besarnya.

Situs Web

  • http://www.maths.tcd.ie/pub/HistMath/People/Euler/RouseBall/RB_Euler.html 

88 NICCOLO MACHIAVELLI 1469-1527


Filosof politik Italia, Niccolo Machiavelli, termasyhur karena nasihatnya yang blak-blakan bahwa seorang penguasa yang ingin tetap berkuasa dan memperkuat kekuasaannya haruslah menggunakan tipu muslihat, licik dan dusta, digabung dengan penggunaan kekejaman penggunaan kekuatan.
Dikutuk banyak orang selaku bajingan tak bennoral, dipuja oleh lainnya selaku realis tulen yang berani memaparkan keadaan dunia apa adanya, Machiavelli salah satu dari sedikit penulis yang hasil karyanya begitu dekat dengan studi baik filosof maupun politikus.
Machiavelli lahir tahun 1469 di Florence, Italia. Ayahnya, seorang ahli hukum, tergolong anggota famili terkemuka, tetapi tidak begitu berada.
Selama masa hidup Machiavelli --pada saat puncak-puncaknya Renaissance Italia-- Italia terbagi-bagi dalam negara-negara kecil, berbeda dengan negeri yang bersatu seperti Perancis, Spanyol atau Inggris. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa dalam masanya Italia lemah secara militer padahal brilian di segi kultur.
Di kala Machiavelli muda, Florence diperintah oleh penguasa Medici yang masyhur, Lorenzo yang terpuji. Tetapi Lorenzo meninggal dunia tahun 1492, dan beberapa tahun kemudian penguasa Medici diusir dari Florence; Florence menjadi republik (Republik Florentine) dan tahun 1498, Machiavelli yang berumur dua puluh sembilan tahun peroleh kedudukan tinggi di pemerintahan sipil Florence. Selama empat belas tahun sesudah itu dia mengabdi kepada Republik Florentine dan terlibat dalam pelbagai missi diplomatik atas namanya, melakukan perjalanan ke Perancis, Jerman, dan di dalam negeri Italia.
Tahun 1512, Republik Florentine digulingkan dan penguasa Medici kembali pegang tampuk kekuasaan, Machiavelli dipecat dari posisinya, dan di tahun berikutnya dia ditahan atas tuduhan terlibat dalam komplotan melawan penguasa Medici. Dia disiksa tetapi tetap bertahan menyatakan tidak bersalah dan akhirnya dibebaskan pada tahun itu juga. Sesudah itu dia pensiun dan berdiam di sebuah perkebunan kecil di San Casciano tidak jauh dari Florence.
Selama empat belas tahun sesudah itu, dia menulis beberapa buku, dua diantaranya yang paling masyhur adalah The Prince, (Sang Pangeran) ditulis tahun 1513, dan The Discourses upon the First Ten Books of Titus Livius (Pembicaraan terhadap sepuluh buku pertama Titus Livius). Diantara karya-karya lainnya adalah The art of war (seni berperang), A History of Florence (sejarah Florence) dan La Mandragola (suatu drama yang bagus, kadang-kadang masih dipanggungkan orang). Tetapi, karya pokoknya yang terkenal adalah The Prince (Sang Pangeran), mungkin yang paling brilian yang pernah ditulisnya dan memang paling mudah dibaca dari semua tulisan filosofis. Machiavelli kawin dan punya enam anak. Dia meninggal dunia tahun 1527 pada umur lima puluh delapan.
The Prince dapat dianggap nasihat praktek terpenting buat seorang kepada negara. Pikiran dasar buku ini adalah, untuk suatu keberhasilan, seorang Pangeran harus mengabaikan pertimbangan moral sepenuhnya dan mengandalkan segala, sesuatunya atas kekuatan dan kelicikan. Machiavelli menekankan di atas segala-galanya yang terpenting adalah suatu negara mesti dipersenjatai dengan baik. Dia berpendapat, hanya dengan tentara yang diwajibkan dari warga negara itu sendiri yang bisa dipercaya; negara yang bergantung pada tentara bayaran atau tentara dari negeri lain adalah lemah dan berbahaya.
Machiavelli menasihatkan sang Pangeran agar dapat dukungan penduduk, karena kalau tidak, dia tidak punya sumber menghadapi kesulitan. Tentu, Machiavelli maklum bahwa kadangkala seorang penguasa baru, untuk memperkokoh kekuasaannya, harus berbuat sesuatu untuk mengamankan kekuasaannya, terpaksa berbuat yang tidak menyenangkan warganya. Dia usul, meski begitu untuk merebut sesuatu negara, si penakluk mesti mengatur langkah kekejaman sekaligus sehingga tidak perlu mereka alami tiap hari kelonggaran harus diberikan sedikit demi sedikit sehingga mereka bisa merasa senang."
Untuk mencapai sukses, seorang Pangeran harus dikelilingi dengan menteri-menteri yang mampu dan setia: Machiavelli memperingatkan Pangeran agar menjauhkan diri dari penjilat dan minta pendapat apa yang layak dilakukan.
Dalam bab 17 buku The Prince , Machiavelli memperbincangkan apakah seorang Pangeran itu lebih baik dibenci atau dicintai.
Tulis Machiavelli: "... Jawabnya ialah orang selayaknya bisa ditakuti dan dicintai sekaligus. Tetapi ... lebih aman ditakuti daripada dicintai, apabila kita harus pilih salah satu. Sebabnya, cinta itu diikat oleh kewajiban yang membuat seseorang mementingkan dirinya sendiri, dan ikatan itu akan putus apabila berhadapan dengan kepentingannya. Tetapi ... takut didorong oleh kecemasan kena hukuman, tidak pernah meleset ..."
Bab 18 yang berjudul "Cara bagaimana seorang Pangeran memegang kepercayaannya." Di sini Machiavelli berkata "... seorang penguasa yang cermat tidak harus memegang kepercayaannya jika pekerjaan itu berlawanan dengan kepentingannya ..." Dia menambahkan, "Karena tidak ada dasar resmi yang menyalahkan seorang Pangeran yang minta maaf karena dia tidak memenuhi janjinya," karena "... manusia itu begitu sederhana dan mudah mematuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukannya saat itu, dan bahwa seorang yang menipu selalu akan menemukan orang yang mengijinkan dirinya ditipu." Sebagai hasil wajar dari pandangan itu, Machiavelli menasihatkan sang Pangeran supaya senantiasa waspada terhadap janji-janji orang lain.
The Prince (Sang Pangeran) sering dijuluki orang "buku petunjuk untuk para diktator." Karier Machiavelli dan pelbagai tulisannya menunjukkan bahwa secara umum dia cenderung kepada bentuk pemerintahan republik ketimbang pemerintahan diktator. Tetapi dia cemas dan khawatir atas lemahnya politik dan militer Italia, dan merindukan seorang Pangeran yang kuat yang mampu mengatur negeri dan menghalau tentara-tentara asing yang merusak dan menista negerinya. Menarik untuk dicatat, meskipun Machiavelli menganjurkan seorang Pangeran agar melakukan tindakan-tindakan kejam dan sinis, dia sendiri seorang idealis dan seorang patriot, dan tidak begitu mampu mempraktekkannya sendiri apa yang dia usulkan.
Sedikit filosof politik yang begitu sengit diganyang seperti dialami Machiavelli. Bertahun-tahun, dia dikutuk seperti layaknya seorang turunan iblis, dan namanya digunakan sebagai sinonim kepalsuan dan kelicikan. (Tak jarang, kutukan paling sengit datang dari mereka yang justru mempraktekkan ajaran Machiavelli, suatu kemunafikan yang mungkin prinsipnya disetujui juga oleh Machiavelli)!
Kritik-kritik yang dilempar ke muka Machiavelli dari dasar alasan moral tidaklah, tentu saja, menunjukkan bahwa dia tidak berpengaruh samasekali. Kritik yang lebih langsung adalah tuduhan keberatan bahwa idenya itu bukan khusus keluar dari kepalanya sendiri. Tidak orisinal! Ini sedikit banyak ada benarnya juga. Machiavelli berulang kali menanyakan bahwa dia tidak mengusulkan sesuatu yang baru melainkan sekedar menunjukkan teknik yang telah pernah dilaksanakan oleh para Pangeran terdahulu dengan penuh sukses. Kenyataan menunjukkan Machiavelli tak henti-hentinya melukiskan usulnya seraya mengambil contoh kehebatan-kehebatan yang pernah terjadi di jaman lampau, atau dari kejadian di Italia yang agak baruan. Cesare Borgia (yang dipuji-puji oleh Machiavelli dalam buku The Prince) tidaklah belajar taktik dari Machiavelli; malah sebaliknya, Machiavelli yang belajar darinya.
Kendati Benito Mussolini adalah satu dari sedikit pemuka politik yang pernah memuji Machiavelli di muka umum, karena itu tak meragukan lagi sejumlah besar tokoh-tokoh politik terkemuka sudah pernah baca The Prince dengan cermat. Konon, Napoleon senantiasa tidur di bantal yang di bawahnya terselip buku The Prince, begitu pula orang bilang dilakukan oleh Hitler dan Stalin. Meski demikian, tidaklah tampak jelas bahwa taktik Machiavelli lebih umum digunakan dalam politik modern ketimbang di masa sebelum The Prince diterbitkan. Ini merupakan alasan utama mengapa Machiavelli tidak ditempatkan lebih tinggi dari tempatnya sekarang di buku ini.
Tetapi, jika efek, pikiran Machiavelli dalam praktek politik tidak begitu jelas, pengaruhnya dalam teori politik tidaklah perlu diperdebatkan. Penulis-penulis sebelumnya seperti Plato dan St. Augustine, telah mengaitkan politik dengan etika dan teologi. Machiavelli memperbincangkan sejarah dan politik sepenuhnya dalam kaitan manusiawi dan mengabaikan pertimbangan-pertimbangan moral. Masalah sentral, dia bilang, adalah bukan bagaimana rakyat harus bertingkah laku; bukannya siapa yang mesti berkuasa, tetapi bagaimana sesungguhnya orang bisa peroleh kekuasaan. Teori politik ini diperbincangkan sekarang dalam cara yang lebih realisitis daripada sebelumnya tanpa mengecilkan arti penting pengaruh Machiavelli. Orang ini secara tepat dapat dianggap salah satu dari pendiri penting pemikir politik modern.

Situs Web

  • http://www.historyguide.org/intellect/machiavelli.html 

89. ZOROASTER (628 SM - 551 SM)


"Nabi"-nya Iran, Zoroaster, adalah pendiri Zoroastrianisme, sebuah agama yang berlangsung lebih dari 2000 tahun dan tetap punya penganut hingga kini. Dia juga penulis Gathas, bagian tertua dari Avesta, petunjuk suci pemeluk Zoroaster.
Informasi biografis kita menyangkut Zoroaster (Zarathustra dalam sebutan Iran kuno) adalah tidak lengkap, tapi tampaknya dia dilahirkan kira-kira tahun 628 SM dan daerah yang kini termasuk Iran Utara. Sedikit sekali bisa diketahui masa kecilnya. Sesudah dewasa, dia mengkhotbahkan agama baru yang disusunnya sendiri. Pada tingkat awalnya banyak penentangan; tapi tatkala usianya menginjak empat puluh tahun, dia berhasil menarik Raja Vishtaspa sebagai pemeluknya, seorang penguasa sebuah daerah di utara Iran. Sesudah itu sang Raja jadi sahabatnya dan sekaligus pelindungnya. Menurut kisah tradisionil Iran, Zoroaster hidup hingga umur tujuh puluh tujuh tahun; kematiannya dengan begitu diperkirakan tahun 551 SM.
Teologi Zoroaster merupakan campuran menarik antara monotheisme dan dualisme. Menurut Zoroaster, hanya ada satu Tuhan sejati yang disebutnya Ahura Mazda (dalam sebutan Iran modern: Ormudz). Ahura Mazda ("Tuhan yang bijaksana") menganjurkan kejujuran dan kebenaran. Tapi, penganut Zoroaster juga percaya adanya roh jahat, Angra Mainyu (dalam istilah Persia modern: Ahriman) yang mencerminkan kejahatan dan kepalsuan. Dalam dunia nyata, ini perlambang pertentangan abadi antara kekuatan Ahura Mazda di satu pihak dan Ahriman di lain pihak. Tiap individu bebas memilih ke mana dia berpihak, ke Ahura Mazda atau ke Ahriman. Meskipun pertarungan kedua belah pihak mungkin dekat pada suatu saat, penganut Zoroaster percaya bahwa dalam jangka panjang kekuatan Ahura Mazda akan keluar sebagai pemenang. Teologi mereka juga termasuk keyakinan penuh adanya hidup sesudah mati.
Dalam masalah-masalah etika, agama Zoroaster menekankan arti penting kejujuran dan kebenaran. Ascetisme, hidup ugal-ugalan, zina, ditentang keras. Penganut Zoroaster melaksanakan pelbagai ibadah agama yang menarik, beberapa di antaranya dipusatkan pada pemujaan terhadap api. Misalnya, api suci senantiasa dibiarkan berkobar di kuil Zoroaster. Tapi, yang paling nyata dalam ibadah mereka adalah cara melenyapkan jenasah, bukannya dikubur atau dibakar, melainkan diletakkan di atas menara dibiarkan habis dimakan burung pemakan bangkai. (Burung-burung itu biasanya melalap mangsanya hingga tinggal tulang melulu dalam tempo beberapa jam).
Meskipun Zoroatrianisme punya macam-macam elemen yang serupa dengan agama-agama Iran yang lebih lama, tak tampak tersebar luas di masa Zoroaster sendiri. Tapi, daerah tempat dia hidup kait-berkait bersama dengan Kekaisaran Persia di bawah Cyrus Yang Agung di pertengahan abad ke-16 SM pada saat matinya Zoroaster. Dalam masa dua abad kemudian, agama itu diterima oleh Raja-raja Persia dan memperoleh pengikut yang lumayan. Sesudah Kekaisaran Persia ditaklukkan oleh Alexander Yang Agung di akhir pertengahan abad ke-4 SM, agama Zoroaster mengalami kemunduran deras. Tapi, akhirnya orang-orang Persia memperoleh kemerdekaannya kembali, pengaruh Hellenistis merosot, dan ada semacam kebangkitan kembali Agama Zoroaster. Di masa dinasti Sassanid (226 - 651 M) agama Zoroaster diterima sebagai agama resmi negeri Persia.
Sesudah ditaklukkan Arab di abad ke-7 M, sebagian besar penduduk Persia lambat laun memeluk agama Islam (dalam beberapa hal dengan kekerasan, walau pada prinsipnya kaum Muslimin punya sikap toleran kepada agama lain). Sekitar abad ke-10, sebagian sisa penganut agama Zoroaster lari dari Iran ke Hormuz, sebuah pulau di teluk Persia. Dari sana mereka atau turunannya pergi ke India tempat mereka mendirikan semacam koloni. Orang Hindu menyebut mereka Parsees karena asal mereka dari Persia. Kini ada sekitar l00.000 lebih kelompok Parsees di India, umumnya tinggal di dekat kota Bombay tempat mereka membentuk suatu kelompok kehidupan masyarakat yang makmur. Zoroastrianisme tak pernah melenyap seluruhnya di Iran; hanya sekitar 20.000 penganut masih ada di negeri itu.
Kini, di dunia penganut Zoroaster lebih sedikit jumlahnya ketimbang kaum Mormon maupun Christian Scientists. Tapi, Mormonisme dan Christian Science tumbuhnya belum lama; dilihat dari perjalanan sejarah, jumlah keseluruhan pengikut Zoroaster jauh lebih besar. Ini alasan utama mengapa Zoroaster dimasukkan ke dalam buku ini, sedangkan Joseph Smith dan Mary Baker tidak dimasukkan
Lebih dari itu, Zoroatrianisme telah memberi pengaruh kepada agama-agama lain, seperti Yudaisme dan Nasrani. Bahkan, pengaruhnya yang lebih besar kentara pada Manichaeisme, agama yang didirikan oleh Mani, yang mengambil oper ide Zoroaster tentang pertentangan antara roh baik dan roh jahat dan mengembangkannya menjadi agama yang kompleks dan bersifat memaksa. Untuk sementara waktu kepercayaan baru yang ia dirikan merupakan agama besar dunia, walaupun kemudian punah seluruhnya.

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat

90 MENES ± 3100 SM


Menes, Raja cikal bakal dinasti Mesir, adalah penguasa pertama yang menyatukan seluruh Mesir, dan dengan demikian dia mendirikan kerajaan yang memegang peranan begitu lama dan begitu gemerlapan dalam sejarah kebudayaan manusia.
Tanggal lahir Menes dan juga matinya tidak diketahui, meskipun dianggap sekitar kira-kira 3100 tahun SM. Sebelum saat itu, Mesir bukanlah suatu negeri tunggal melainkan terdiri dari dua kerajaan yang terpisah dan berdiri sendiri. Satu di utara di delta Sungai Nil dan lainnya di selatan, di lembah Nil. (Karena Sungai Nil mengalir ke laut dalam peta Mesir purba muara Nil kelihatan di bawah halaman. Atas dasar alasan ini, orang Mesir menyebut delta di utara sebagai "Mesir Bawah" sedangkan kerajaan di selatan "Mesir Atas"). Secara umum, Mesir Bawah tampaknya lebih maju dari tetangganya di bagian selatan. Tetapi Raja Menes-lah, penguasa Mesir Atas yang berhasil menaklukkan kerajaan di utara dan menyatukan segenap negeri.
Menes (yang juga terkenal dengan sebutan Narmer) berasal dari Thinis, sebuah kota di selatan Mesir. Sesudah menguasai kerajaan sebelah utara dia menjuluki dirinya "Raja utara dan selatan Mesir," gelar yang dipertahankan oleh para pharao (fir'aun) berikutnya selama ribuan tahun. Dekat perbatasan lama antara kedua kerajaan, Menes mendirikan sebuah kota baru --Memphis-- yang karena letaknya begitu strategis, menjadi ibukota Mesir yang dipersatukan. Memphis, yang reruntuhannnya terdapat di dekat kota Kairo sekarang, berabad-abad menjadi kota terkemuka di Mesir, dan untuk masa yang cukup lama menjadi ibukotanya.
Sedikit tambahan keterangan tentang Menes telah dapat diselamatkan. Dia berjasa memegang tampuk kerajaan untuk masa yang lama --enam puluh dua tahun-- menurut sumber-sumber kuno, walau ada kemungkinan dilebih-lebihkan.
Di samping pengetahuan kita yang terbatas tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu lama, hasil karya Menes tampaknya punya makna penting yang besar sekali. Sebelum masa dinastinya (yaitu sebelum Menes), kebudayaan Mesir kurang maju ketimbang kebudayaan Sumeria yang kini terletak di Irak. Tetapi, penyatuan politik Mesir tampaknya memancarkan kekuatan laten penduduk Mesir. Memang, benar, penyatuan diiringi oleh masa kemajuan yang cepat baik di bidang kultural maupun sosial. Lembaga pemerintahan dan sosial berkembang pada saat mula periode dinasti, yang berlangsung dengan sedikit perubahan, 2.000 tahun. Penulisan hieroglyp berkembang dengan pesat, begitu juga bangunan-bangunan dan kepandaian teknik lainnya. Dalam beberapa abad, kebudayaan Mesir sudah menyamai --malah dalam beberapa sektor melampaui-- kebudayaan Sumeria. Sesungguhnya, sebagian besar dari masa 2.000 tahun sesudah Menes, Mesir, diukur dari kekayaan dan kebudayaan, merupakan negeri termaju di dunia, paling sedikit nomor dua. Ini adalah bukti suatu kemajuan yang berlangsung lama yang sedikit kebudayaan bisa menandinginya. Suatu budaya yang hebat bin hebat.
Memang sulit untuk menempatkan di mana kedudukan Menes dalam daftar urutan buku ini, berhubung kita tidak punya data informasi langsung seberapa pentingnya peranan pribadi Menes dalam hal penaklukan kerajaan sebelah utara dan penyatuan Mesir. Dengan segala kekurangan informasi itu, kita cuma bisa menduga-duga berapa besar peranan yang ada padanya; tetapi tampaknya merupakan dugaan yang aman bahwa peranan itu amat penting. Secara umum, para fir'aun Mesir bukanlah tokoh yang terkemuka, tetapi para penguasa yang memiliki kekuasaan besar. Lebih dari itu, sejarah memberitahukan kita bahwa kerajaan-kerajaan tak dapat melakukan penaklukan penting tanpa kepemimpinan seorang raja yang becus; begitu pula mereka tak mampu mempertahankan daerah yang sudah ditaklukkan tanpa kepemimpinan seorang raja yang berkemampuan. Karena itu teramat besarlah kemungkinan bahwa Menes secara pribadi merupakan faktor penting dalam peristiwa-peristiwa besar di masanya. Tanpa mengesampingkan kepicikan pengetahuan kita mengenai Menes, tampaknya Menes memang salah satu dari tokoh yang berpengaruh dalam sejarah.

Situs Web

  • http://www.ancient-egypt.org/history/01_03/01.html 

Senin, 24 Desember 2012

91 PETER YANG AGUNG 1672-1725


Umum dianggap orang, Tsar Rusia terkemuka, Peter Yang Agung politik pem"barat"-annya yang ia lembagakan merupakan faktor utama yang mengubah Rusia jadi suatu negeri kuat.
Peter dilahirkan tahun 1672 di Moskow, anak satu-satunya Tsar Alexis dengan istri keduanya Natalia Narishkina. Peter belum lagi mencapai umur empat tahun tatkala ayahnya meninggal dunia. Karena Alexis punya tiga belas anak dari istri pertamanya, taklah mengherankan jika terjadi pergulatan panjang bahkan keras untuk memperebutkan mahkota. Dalam suatu kejadian, si Peter muda diharuskan pergi meninggalkan negeri seumur hidup. Selama bertahun-tahun Sophia, saudara tiri Peter menjadi penguasa sementara karena Peter masih terlampau muda. Dan baru sesudah tahun 1689, ketika dia melepaskan kedudukan itu posisi Peter menjadi aman.
Rusia tahun 1689 merupakan negeri yang terbelakang, berabad tertinggal di belakang Eropa dalam hampir semua segi. Kota-kota jauh lebih sedikit ketimbang di Barat. Perbudakan merajalela, dan sesungguhnyalah, jumlah budak bertambah-tambah dan hak-hak asasinya menurun. Rusia tidak mengalami baik Renaissance maupun Reformasi. Pendeta-pendetanya goblok; literatur hampir tak ada; matematika dan ilmu pengetahuan tak diacuhkan dan dianggap tak ada guna. Berbeda dengan Eropa Barat di mana Newton baru saja menulis dia punya Principia dan dimana literatur dan falsafah berkembang, Rusia tak ubahnya seperti negeri abad tengah, bloon, jompo.
Tahun 1697-1698, Peter melakukan perjalanan panjang ke Eropa Barat, suatu perjalanan yang menentukan irama di tahun-tahun kemudian masa pemerintahannya. Peter memboyong sekitar 250 orang bersamanya dalam "missi raksasa" ini. Dengan menggunakan nama samaran (Pyotr Mikhaylov) Peter bisa melihat banyak hal yang tak bisa dilihatnya tanpa cara itu. Dalam perjalanan itu Peter bekerja pada suatu saat tertentu sebagai tukang kayu di "Dutch East India Company" di negeri Belanda. Dia juga bekerja di dok Angkatan Laut di Inggris, dan dia belajar ihwal persenjataan di Prusia. Dia kunjungi pabrik-pabrik, sekolah-sekolah, museum, stadion bahkan melihat-lihat sidang parlemen di Inggris. Pendek kata, dia belajar sebanyak-banyaknya yang bisa diperolehnya dari kebudayaan Barat, ilmu pengetahuannya, kulturnya, industrinya, dan tata administrasinya.
Tahun 1698 Peter kembali ke Rusia dan menyusun rancangan jangka jauh menyangkut pembaharuan, memodernisasi dan membaratkan negeri Rusia untuk menggalakkan pengenalan teknologi dan teknik Barat, Peter banyak membawa teknisi Eropa Barat ke Rusia. Dia juga banyak mengirim remaja Rusia untuk belajar di Eropa Barat. Selama pemerintahannya Peter menggairahkan pembangunan industri dan perdagangan. Di bawah pemerintahannya, kota-kota membesar dan borjuasi berkembang biak dalam jumlah maupun pengaruh.
Dan dalam masa pemerintahan Peter, dibangun Angkatan Laut dalam ukuran yang selayaknya. Lebih dari itu, Angkatan Daratnya diubah menurut gaya Eropa Barat, beruniform dan bersenjata modern dan latihan militer secara Eropa Barat pun dilembagakan. Peter juga melakukan pelbagai perubahan di sektor administrasi sipil, termasuk perombakan yang sensitif tentang peningkatan pegawai sipil berdasar hasil karyanya di kantor, bukan berdasar pangkat keturunan.
Dalam masalah sosial pun Peter menggalakkan pembaratan. Dia instruksikan supaya semua jenggot dicukur (meskipun belakangan instruksi itu diubah) dan semua pria di pengadilan diharuskan berpakaian ala barat, menganjurkan stop merokok dan minum kopi. Kendati waktu itu banyak usul-usulnya menemui tantangan gigih, secara jangka panjang politik ini mengakibatkan kaum aristokrat Rusia akhirnya mengembangkan cara dan kultur Eropa Barat.
Tidaklah mengherankan apabila Peter menganggap Gereja Ortodoks Rusia merupakan kekuatan reaksioner yang terbelakang. Peter berhasil sebagian mengorganisir kembali Gereja Ortodoks dan dapat melakukan pengawasan secukupnya. Peter mendirikan sekolah sekuler di Rusia dan mendorong kemajuan ilmiah. Dia juga memperkenalkan penanggalan Yulian dan memodernisir abjad Rusia. Di masa pemerintahannya, surat kabar pertama terbit di Rusia.
Sebagai tambahan pembaharuan-pembaharuan yang dilakukannya di dalam negeri, Peter berkecimpung dalam politik luar negeri yang punya akibat penting di masa depan. Di bawahnya, Rusia terlibat peperangan dengan Turki di selatan dan dengan Swedia di utara. Dengan Turki pada awal peperangan dia peroleh sukses merebut pelabuhan Azov tahun 1696, dengan demikian menyuguhkan jalan keluar buat Rusia ke Laut Hitam. Tetapi, kemudian di masa pemerintahannya juga, Turki dapat angin dalam pertempuran dan pada tahun 1711 Turki memaksa Rusia mengembalikan pelabuhan Azov.
Dalam peperangan melawan Swedia, rentetan kejadian berlangsung sebaliknya, kalah pada awal mula tetapi menang pada akhirnya. Tahun 1700 Rusia bergabung dengan Denmark dan Saxony melancarkan serangan terhadap Swedia, yang waktu itu merupakan negeri yang kuat potensi militernya. (Polandia pun kemudian memaklumkan perang terhadap Swedia). Di pertempuran Narva tahun 1700, balatentara Rusia rusak terpukul. Sesudah pertempuran ini, Raja Swedia berpaling ke musuh lain. Sementara itu Peter membangun kembali tentara Rusia. Sesudah itu pecah lagi pertempuran antara Rusia-Swedia. Dan di Poltava, tahun 1709, tentara Swedia kalah secara meyakinkan.
Daerah yang berhasil diperoleh Rusia dari peperangan termasuk (secara kasarnya) Estonia dan Latvia, serta beberapa daerah dekat Finlandia. Kendati daerah yang direbutnya tidaklah begitu luas, tetapi punya arti penting karena memberi Rusia jalan keluar ke Laut Baltik yang orang sebut "Jendela Eropa." Di tepi sungai Neva, di atas tanah yang pernah diduduki Swedia, Peter mendirikan kota baru, St. Petersburg (kini bernama Leningrad). Tahun 1712 dia pindahkan ibukota dari Moskow ke sana. Sesudah itu St. Petersburg menjadi titik pertemuan antara Rusia dengan Eropa Barat.
Pelbagai politik dalam negeri Peter dan peperangan dengan pihak asingnya, tentu saja, mengeluarkan banyak biaya dan tak bisa dihindari lagi mengakibatkan penarikan pajak-pajak tambahan. Baik pajak yang tinggi maupun pembaharuan-pembaharuan dengan sendirinya membuat bangsa Rusia marah dan pecahlah beberapa pemberontakan, tetapi kesemuanya ini ditumpas Peter tanpa ampun. Meskipun dia punya banyak penentang di masanya, kini baik historikus Eropa Barat maupun Komunis sepakat bahwa Peter memang seorang Tsar Rusia yang besar.
Pribadinya merupakan penampilan yang menarik., Dia tinggi besar (paling sedikit 6 kaki 6 inci) kuat, tampan dan bersemangat. Dia berapi-api, ganas, pemberang, berjiwa berkobar-kobar. Dan suka kelakar meski humornya serius kasar. Kadang-kadang dia banyak minum-minuman keras dan ini membuatnya ganas. Sebagai tambahan kecekatan di bidang militer dan politik, Peter sudah mempelajari pertukangan kayu; cetak-mencetak, navigasi, dan pembikinan kapal. Betul-betul seorang raja yang istimewa! Kalau perlu, jangan-jangan dia bisa jadi pemborong!
Peter dua kali kawin. Kawin dengan istri pertamanya --Eudoxia-- tatkala umurnya tujuh belas tahun. Mereka hidup berkeluarga, hanya seminggu dan ketika umurnya dua puluh enam tahun sang istri dikirimnya ke biara. Tahun 1712 dicerainya Eudoxia dan Peter kawin lagi dengan wanita lain. Istri keduanya --Cathrine-- adalah gadis asal Lithuania, seorang gadis dari keluarga biasa. Dari istri pertamanya Peter peroleh seorang putera, Alexis. Tetapi, Peter dan puteranya hubungannya jelek. Tahun 1718 Alexis ditahan dengan tuduhan berkomplot mau gulingkan Peter. Dia bukan saja ditahan tetapi juga disiksa dan mati dalam bui di St. Petersburg awal tahun 1725 di umur lima puluh dua tahun. Dia digantikan oleh jandanya --Catherine-- (jangan keliru dengan Catherine Yang Agung).
Peter Yang Agung tercantum di daftar buku ini berkat peranan penting yang dimainkannya membaratkan dan memodernisir Rusia. Tetapi, karena para penguasa dari pelbagai negara juga melakukan langkah-langkah serupa, orang layak bertanya atas dasar apa Peter dimasukkan dalam daftar buku ini sedangkan banyak yang lainnya, tidak.
Memang betul sekali bahwa sekarang, di abad ke-20, umumnya kepala negara melihat arti penting buat bangsanya menerima cara-cara Barat, khususnya di sektor ilmiah dan teknologi. Tetapi di tahun 1700, kecenderungan membaratkan merupakan suatu hal baru bagi umumnya orang di luar Eropa. Apa yang membikin Peter begitu penting adalah bahwa dia berada dua abad di depan dari jamannya dalam hal menangkap perlunya membaratkan dan dalam hal memodernisir negerinya. Karena pandangan jauh ke depan Peter, Rusia yang berada pada tingkat negeri terbelakang, mampu melompat ke depan melewati sebagian besar negeri-negeri di dunia. (Tetapi, betapa pun cepatnya dia maju yang sudah dilakukan Eropa di abad ke 18 dan ke-19, Rusia tak mampu menyamai Eropa Barat).
Kebalikan dengan Turki, satu negeri penting lainnya di perbatasan timur Eropa, yang juga menarik. Turki dan Rusia keduanya "setengah Eropa." Dalam masa dua abad segera sesudah pemerintahan Peter, Turki lebih maju di segi militer ketimbang Rusia, begitu juga ekonomi serta kulturnya. (Untuk hal ini, Turki jauh lebih maju dari Rusia sepanjang sejarah). Tetapi, tak ada Sultan Turki di sekitar tahun 1700 yang menginsyafi pentingnya percepatan pembaratan dan tak ada yang mendorong negerinya ke arah sana. Karena itu, sementara Rusia, sejak jaman Peter dan selanjutnya, ngebut dengan langkah modernisasi, Turki hanya berbuat sedikit kemajuan. Baru di abad ke-20 Kemal Ataturk memimpin Turki dengan program percepatan modernisasi. Pada saat itu, pengawasan Rusia terhadap Asia Tengah sudah cukup mantap dan Rusia sudah lebih maju baik di segi industri maupun segi pendidikan.
Kini, tentu saja, kita dengan sendirinya menganggap Rusia mengungguli kekuatan Turki. Tetapi, andaikata yang melakukan pembaharuan saat itu bukannya Peter Yang Agung melainkan Sultan Turki, maka mungkin sekali Turki menjadi kekuatan utama dewasa ini dan hampir pasti menguasai daerah yang kini bernama Asia Tengah Soviet. (Penduduk daerah itu beragama Islam dan lebih dekat hubungannya dengan Turki daripada dengan Rusia). Meskipun Rusia telah menduduki bagian terbesar Siberia sebelum Peter Yang Agung, besar kemungkinan daerah itu terambil Turki atau Cina atau Jepang, kalau saja Peter tidak melakukan program pembaharuan dan modernisasi memperkuat Rusia.
Peter Yang Agung bukan sekedar penguasa yang mengikuti arus, tetapi orang yang berdiri di depan jamannya. Pandangan jauh ke depannya besar kemungkinan bisa mengubah jalan sejarah dan membaginya ke dalam jalur yang tak bisa kita telusuri. Atas dasar alasan ini, sangat jelas buat saya bahwa Peter layak dapat tempat di daftar buku ini.
Dalam hal menentukan dimana urutan Peter, saya agak terpengaruh dengan perbandingan antara dia dengan Ratu Elizabeth I dari Inggris. Elizabeth juga lebih kesohor, khusus di Barat. Tetapi, saya pikir saya akan menghadapi kesulitan meyakinkan orang Rusia --walau yang paling moderat sekalipun-- bahwa Elizabeth lebih berpengaruh ketimbang Peter Yang Agung. Peter jauh lebih punya jiwa pembaharuan, jauh lebih orisinal. Apabila Elizabeth sebagian terpokoknya hanya melaksanakan konsensus apa yang diinginkan rakyatnya, Peter menuntun rakyatnya ke jurusan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Beda tingkat antara keduanya bahkan bisa lebih besar lagi kalau saja Inggris tidak memainkan peranan lebih penting dari yang diperbuat Rusia.

Followers