Ketika Tuhan memanggilmu ke Pangkuan Nya datang dan dekaplah dalam hati nuranimu

Sabtu, 24 Desember 2011

Lanjutan >Apakah Yesus itu Allah? Warisan



Jadi jika Yesus berbohong bukan untuk keuntungan pribadi, mungkin klaim radikalnya dipalsukan untuk meninggalkan sebuah warisan. Tapi prospek dipukuli hancur-hancuran dan dipaku di salib dengan cepat akan menyurutkan siapapun yang paling antusias, untuk jadi bintang super masa depan.

Ada fakta lain yang sering timbul. Jika Yesus mencabut saja klaim sebagai Anak Allah, Dia tidak akan disalib (hukum). Karena klaim-Nya sebagai Allah dan ketidaksediaan untuk mencabutnya, yang membawanya ke salib.

Jika meneliti reputasi kredibilitas dan historis mengenai apa yang memotivasi Yesus untuk berbohong, seseorang harus menjelaskan bagaimana seorang tukang kayu dari desa miskin Yudea bisa mengantisipasi kejadian-kejadian yang akan mengangkat namanya jadi terkemuka di dunia. Bagaimana Dia tahu pesan-pesan-Nya akan bertahan (ada terus sampai sekarang)? Murid-murid Yesus sudah lari dan Petrus menyangkal Dia. Ini semua bukanlah sebuah formula untuk menanamkan warisan religius.

Apakah para sejarahwan percaya Yesus berbohong? Para ahli telah menyidik kalimat-kalimat Yesus dan kehidupanNya untuk melihat apakah ada bukti kejanggalan pada karakter moral-Nya. Pada kenyataannya, bahkan yang paling skeptispun kaget oleh kemurnian moral dan etika Yesus. Salah satu skeptis dan antagonis, John Stuart Mill (1806 – 73) menulis mengenai Yesus,

“Tentang kehidupan dan perkataan Yesus ada tanda orisinilitas personal dikombinasikan dengan kedalaman pengertian manusia jenius yang spesies kita bisa utarakan. Pada saat jenius terbesar (terhebat tak ada yang melebihi) dikombinasi dengan kualitas reformer moral terbesar dan martir untuk misi yang pernah hidup di bumi, agama tidak bisa dikatakan melakukan pilihan salah dalam memilih orang ini sebagai wakil ideal dan panduan bagi kemanusiaan.”[13]

Menurut sejarahwan Philip Schaff, tidak ada bukti dalam sejarah gereja atau sekuler, yang mencatat Yesus berbohong atas apapun. Schaff berargumen, bagaimana, atas nama logika, masuk akal, dan pengalaman, seorang penipu, egois, telah menciptakan dan secara konsisten dari awal mulai sampai akhir, dikenal sebagai karakter paling mulia dan murni dalam sejarah dengan aroma kebenaran sempurna dan realitas?[14]

Untuk tetap pada pilihan kebohongan, tampak seperti berenang melawan arus atas apa yang diajarkan dan dihidupi sampai matioleh Yesus. Bagi sebagian besar ahli, itu tidak masuk akal. Kendati begitu, untuk menolak klaim Yesus, seseorang harus mengajukan penjelasan. Dan jika klaim Yesus tidak benar dan Dia tidak berbohong, satu-satunya pilihan tersisa adalah Dia membohongi diri-Nya sendiri.

0 comments:

Followers