Ketika Tuhan memanggilmu ke Pangkuan Nya datang dan dekaplah dalam hati nuranimu

Rabu, 10 November 2010

TANPA JUDUL

Ada saatnya
kita nikmati segelas kopi susu
yang kental, manis dan harum
nikmat rasanya

Ada saatnya
kita hanya butuh segelas air putih
bening dan bersih
segar rasanya

Ada saatnya
kita bermesraan
ada saatnya
ingin sendirian
menyapa sukma




SEMOGA

Semoga cintaku padamu
mengkristal jadi bait puisi indah
jadikan jalinan cinta kasih
tercipta lembaran-lembaran abadi

Semoga kasihku padamu
dapat hilangkan kecewamu
setiap saat kau sendiri
menghibur hatimu




DANAU SERIBU PULAU*

Sebuah nampan raksasa
terhidang penuh batu giok hijau maya

Oh! Danau Seribu Pulau
gadis sederhana namun anggun
matamu yang bening hangat
membuat aku mabuk kepayang

Pernah temui
Danau Barat yang gadis metropolitan
Cantik bergaya tebar pesona
menarik kaum hidung belang datang mengejar

Pernah menyaksikan
laut yang gadis galak pemberani
emosinya berubah dalam sekejap
perempuan yang sulit ditebak

Sedang kau, Danau Seribu Pulau
Seperti dara ayu halus tenang
anggun dan lembut

Jenuh akan percaturan kehidupan
ingin ku bangun gubuk di tepi danau
waktu senggang menulis dan membaca

Di pulau tengah danau
yang penuh tumbuh bunga Violet
adalah kampung halaman impianku

Oh! Danau Seribu Pulau
di antara tebaran pulau kecilmu
adakah salah satu milikku?




JANGAN LUPA

Kawan
Ketika semua berjalan lancar
engkau sedang naik daun
harap jangan lupa
melihat pula ke bawah

Kawan
ketika beban berat kehidupan
menindih engkau merangkak tak berdaya
harap jangan lupa
menengadah kepala

Banyak orang lupa daratan
jatuh terpelanting kepala pecah
banyak orang patah semangat
seumur hidup tak dapat bangkit kembali!



PENYAIR DAN KUNANG-KUNANG

Penyair itu menyedihkan
serupa kunang-kunang bercahaya malam hari
termasuk satu golongan
sama-sama tak tahu diri
sama-sama tak sadar situasi dan kondisi jaman

Rambutnya acak-acakkan
kemeja butut dan lusuh
tak kenyang pun tak mati kelaparan
tak hiraukan diri sendiri
yang tertutup dan melarat
Ingin saingi cerlangnya bintang rembulan

Matanya yang pancarkan sinar
seakan mengetahui jelas kehidupan ini
walau frustasi seumur hidup
namun senantiasa kagumi diri sendiri

Ia penuh percaya diri
dengan sekuat tenaga
hasrat membela kebenaran
rasa hati menjadi tinta
pena tua menulis kehidupan manusia

Penyair itu menyedihkan
serupa kunang-kunang bercahaya malam hari
termasuk satu golongan
dengan sinar redupnya
mencoba terangi seantero dunia


KITA TAK BOLEH BERDIAM DIRI

Karena terus bersabar
kita sering jadi korban
jadi kambing hitam

Karenanya, kita tak boleh berdiam diri!

Menerima perlakuan tidak adil
menahan diri terhadap hinaan orang
ternyata ada batasnya

Karena, kita tak boleh berdiam diri!

Kita juga manusia, adalah manusia!
punya hak yang sama
betapa mungkin diinjak-injak

Karenanya, kita tak boleh berdiam diri!

0 comments:

Followers